Nasional

Habib Husein Ja’far Bawa Warisan Dakwah Sang Ayah ke Era Digital, Tak Berharap Imbalan Finansial

Sen, 22 April 2024 | 13:00 WIB

Habib Husein Ja’far Bawa Warisan Dakwah Sang Ayah ke Era Digital, Tak Berharap Imbalan Finansial

Habib Husein Ja'far dalam tayangan serial dokumenter Kisah Para Pendakwah di Youtube NU Online. (Foto: tangkapan layar)

Jakarta, NU Online

 
Dikenal sebagai salah satu pendakwah muda milenial, Habib Husein Ja’far Al Hadar telah menjadikan warisan dan nilai-nilai luhur dari sang ayah, Habib Ja’far Al Hadar, sebagai pilar utama dalam perjalanan dakwahnya.
 

Dalam serial dokumenter “Kisah Para Pendakwah” Episode 4, Habib Husein Ja'far berbagi pesan-pesan dan teladan sang ayah yang telah membimbingnya untuk mewakafkan umur dan mengabdikan hidupnya dalam pengembangan bangsa, agama, dan kemanusiaan.
 

“Pesan orang tua yang paling ingat jangan bodoh karena orang bodoh ngerepotin. Makanya, seluruh keluarga disuruh belajar filsafat, kemudian wakaf umur mendedikasikan diri untuk bangsa untuk agama untuk kemanusiaan,” ungkap Habib Husein dalam tayangan “Misi Dakwah Husein Ja’far: Wakaf Umur | Kisah Para Pendakwah #4”, dikutip NU Online, Senin (22/4/2024). 
 

Lulusan Magister Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengungkapkan, sang ayah merupakan sosok yang mengabdikan hidupnya untuk dakwah tanpa mengharapkan imbalan finansial.
 

“Ayah saya itu orang yang mewakafkan umurnya, seumur hidup kepada dakwah kebangsaan, keindonesiaan, kemudian keislaman keagamaan, kemudian toleransi dan kemanusiaan. Ayah saya belum pernah menerima gaji dari siapa pun. Beliau 40 tahun mengurus yayasan tanpa digaji tanpa apa pun, duitnya beliau keluar untuk itu. Makanya, saya sering bilang saya bukan orang baik, tapi alhamdulillah saya dididik oleh seorang ayah yang baik,” jabarnya.


Habib Husein Ja'far tumbuh dikelilingi dengan bacaan orang tuanya yang beragam. Hal ini membawanya pada berbagai sudut pandang dan pemikiran, baik dari dalam maupun luar Islam. Mulai dari pemikiran Sayyid Qutb, Hasan Al Banna, hingga buku-buku moderat serta literatur agama dan filsafat lainnya.
 

“Pokoknya, beragam jenis buku-buku filsafat banyak sekali, buku-buku non-Muslim banyak sekali, ayah saya banyak punya buku-buku Kristen, buku-buku Buddha,” ucap Habib Husein Ja'far.
 

Keinginan untuk membantu sesama yang telah ditanamkan sejak kecil oleh ayahnya pun menjadi salah satu pendorong utama bagi Habib Husein Ja’far. Bahkan dalam memanfaatkan platform digital seperti Youtube, ia memilih untuk tidak menggunakan iklan. Hal ini sebagai bentuk kepedulian terhadap pengalaman pengguna.
 

“Makanya, saya terpapar betul, ingin betul membantu orang lain. Makanya, Youtube saya enggak pakai adsense itu kan karena ayah saya ingin saya tidak membebani orang lain, minimal biar orang pernah merasa dirinya kaya tanpa harus Youtube premium, tanpa harus Youtube premium, tapi enggak ada iklannya,” pungkas Habib Husein Ja'far.