Surabaya, NU Online
Kepala Sub Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Kasubdit PD Pontren) Kemenag RI, Basnang Said meminta para santri penerima Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) untuk tidak meninggalkan identitas kesantriannya, di manapun berada. Menurutnya, nilai-nilai yang didapat dari pesantren terkait dengan akhlaq, misalnya wajib dipertahankan. Bahkan tradisi pakaian seperti sarung, yang menjadi ciri khas busana pesantren, juga perlu dilestarikan.
“Tradisi nilai-nilai pondok pesantren seperti tawadhu’, akhlakul karimah harus tetap dibawa,” tukasnya saat melakukan kunjungan ke Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (13/2).
Selain itu, Basnang juga mengingatkan mereka agar tidak mengikuti atau berafiliasi kepada organisasi yang menentang negara. Lebih-lebih karena dana peserta PBSB dibiaya oleh negara.
“Kalian kuliah dibiayai oleh negara. Jangan sampai ikut organisasi yang menentang negara,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, pria kelahiran Soppeng ini mendorong para santri untuk terus berprestasi, baik akademik maupun non akademik. Kampus hendaknya dijadikan sebagai laboratorium kepemimpinan.
“Bangsa ini ada di tangan kalian. Jadi, keadaan bangsa di masa depan adalah sebagaimana gambaran kalian saat ini,” urainya.
Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) adalah beasiswa yang diluncurkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, dan diperuntukkan bagi santri agar berkesempatan melanjutkan kuliah di kampus-kampus ternama di tanah air. ITS adalah salah satu dari beberapa perguruan tinggi yang menjadi mitra Kemenag RI dalam menjalankan program PBSB tersebut (Hanan/Aryudi AR).
© 2015 NU Online. All rights reserved. Nahdlatul Ulama