Taushiyah ISOMIL

Inilah Naskah Lengkap Deklarasi Nahdlatul Ulama kepada Dunia

Sel, 10 Mei 2016 | 10:31 WIB

Inilah Naskah Lengkap Deklarasi Nahdlatul Ulama kepada Dunia

Ketum PBNU KH said Aqil Siroj di forum Isomil di JCC, Jakarta. (Foto: Ahmad Labieb)

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nadlaltul Ulama (PBNU) menerbitkan ā€œDeklarasi Nahdlatul Ulamaā€ dalam International Summit of Moderate Islamic Leaders (Isomil) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, yang dihelat sejak Senin (9/5).

Deklarasi tersebut dibacakan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Selasa (10/9) sore, di hadapan para ulama dari berbagai negara. Naskah deklarasi dirumuskan setelah PBNU menggelar pertemuan terbatas dengan para ulama itu pada siang harinya.

Berikut naskah lengkah ā€œDeklarasi Nahdlatul Ulamaā€ di ujung forum internasional yang mengusung tema ā€œIslam Nusantara, Inspirasi untuk Peradaban Duniaā€ ini:



Deklarasi Nahdlatul UlamaĀ 

ŲØŁŲ³Ł’Ł…Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ…Ł

ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§ŁƒŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł‹ Ł„ŁŁ„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ†ŁŽ
Ā (Ų§Ł„Ų£Ł†ŲØŁŠŲ§Ų”: 107)

ā€œKami (Allah) tidak mengutus engkau (Muhammad) kecuali sebagai pembawa rahmat bagi semestaā€ (QS. Al-Anbiya`: 107)

ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁƒŁŽŲ±Ł‘ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ ŲØŁŽŁ†ŁŁŠ Ų¢ŁŽŲÆŁŽŁ…ŁŽ ŁˆŁŽŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁŁŁŠ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ±Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ­Ł’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ²ŁŽŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§Ł‡ŁŁ…Ł’ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų·Ł‘ŁŽŁŠŁ‘ŁŲØŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŁŁŽŲ¶Ł‘ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§Ł‡ŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŽŲ«ŁŁŠŲ±Ł Ł…ŁŁ…Ł‘ŁŽŁ†Ł’ Ų®ŁŽŁ„ŁŽŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁŁ’Ų¶ŁŁŠŁ„Ł‹Ų§
Ā (Ų§Ł„Ų„Ų³Ų±Ų§Ų”: 70)

ā€œDan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakanā€ (QS. Al-Isra`: 70)

ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁŁŁŠ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ†Ł Ł…ŁŁ†Ł’ Ų­ŁŽŲ±ŁŽŲ¬ŁĀ 
(Ų§Ł„Ų­Ų¬:78)

ā€œDan Dia sekali-kali tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agamaā€ (QS. Al-Hajj: 78)

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲ«Ł’ŲŖŁ Ł„ŁŲ£ŁŲŖŁŽŁ…Ł‘ŁŁ…ŁŽ Ł…ŁŽŁƒŁŽŲ§Ų±ŁŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ®Ł’Ł„ŁŽŲ§Ł‚ŁĀ 
(Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲØŁŠŁ‡Ł‚ŁŠ)

ā€œSesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq yang muliaā€ (HR. Al-Baihaqi)

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲØŁ’Ų¹ŁŽŲ«Ł’Ł†ŁŁŠ Ł…ŁŲ¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŲŖŁ‹Ų§ ŁˆŁŽŁ„Ų§ Ł…ŁŲŖŁŽŲ¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŲŖŁ‹Ų§ ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ†Ł’ ŲØŁŽŲ¹ŁŽŲ«ŁŽŁ†ŁŁŠ Ł…ŁŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł‹Ų§ Ł…ŁŁŠŁŽŲ³Ł‘ŁŲ±Ł‹Ā 
(Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ł…Ų³Ł„Ł…)

ā€œSesungguhnya Allah tidak mengutusku (Muhammad) sebagai orang yang mempersulit atau memperberat para hamba. Akan tetapi Allah mengutusku sebagai pengajar yang memudahkan (HR. Muslim).

Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…Ł Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų³ŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ł…ŁŁ†Ł’ Ł„ŁŲ³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁŠŁŽŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†Ł Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŁ…ŁŁ†ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŲÆŁŁ…ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł„ŁŁ‡ŁŁ…Ł’Ā 
(Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„Ł†Ų³Ų§Ų¦)

ā€œSeorang muslim sejatinya adalah orang yang seluruh manusia selamat dari lisan dan tangannya. Sedang seorang mukmin adalah orang yang mendatangkan rasa aman kepada orang lain dalam darah dan hartanyaā€ (HR. An-Nasai)

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŲ­ŁŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ų±ŁŁŁ’Ł‚ŁŽ ŁŁŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŁƒŁŁ„Ł‘ŁŁ‡Ł (Ł…ŲŖŁŁ‚ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡)

ā€œSesungguhnya Allah menyukai kelembutan dalam semua urusanā€ (Muttafaq ā€˜Alaih)

Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ§Ų­ŁŁ…ŁŁˆŁ†ŁŽ ŁŠŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŁ‡ŁŁ…Ł’ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŁ†Ł Ų§Ų±Ł’Ų­ŁŽŁ…ŁŁˆŲ§ Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁŁŁŠ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł ŁŠŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŁŁŁŠ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ų”Ł

ā€œOrang-orang yang menyayangi sesama, Sang Maha Penyayang menyayangi mereka. Sayangilah semua penduduk bumi niscaya penduduk langit akan menyayangimuā€ (HR. At-Tirmidzi)

Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲØŁ’Ł†Ł ŲØŁŽŲ·Ł‘ŁŽŲ§Ł„Ł ŁŁŁŠŁ‡Ł Ų§Ł„Ų­ŁŽŲ¶Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł Ł„ŁŲ¬ŁŽŁ…ŁŁŠŲ¹Ł Ų§Ł„Ų®ŁŽŁ„Ł‚Ł ŁŁŽŁŠŁŽŲÆŁ’Ų®ŁŁ„Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ§ŁŁŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŁ‡ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ…Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ…Ł’Ł„ŁŁˆŁƒŁ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ…Ł’Ł„ŁŁˆŁƒŁ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲÆŁ’Ų®ŁŁ„Ł ŁŁŁŠ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł‡ŁŲÆŁ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų„ŁŲ·Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł…Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ‚Ł’ŁŠŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ®Ł’ŁŁŁŠŁŁ ŁŁŁŠ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł„Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ±Ł’ŁƒŁ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ¹ŁŽŲÆŁ‘ŁŁŠ ŲØŁŲ§Ł„Ų¶Ł‘ŁŽŲ±Ł’ŲØŁĀ 
(Ų§Ł†ŲøŲ± Ų§ŲØŁ† Ų­Ų¬Ų± Ų§Ł„Ų¹Ų³Ł‚Ł„Ų§Ł†ŁŠŲŒ ŁŲŖŲ­ Ų§Ł„ŲØŲ§Ų±ŁŠ ŲØŲ“Ų±Ų­ ŲµŲ­ŁŠŲ­ Ų§Ł„ŲØŲ®Ų§Ų±ŁŠŲŒ ŲØŁŠŲ±ŁˆŲŖ-ŲÆŲ§Ų± Ų§Ł„Ł…ŁŲ±ŁŲ©ŲŒ 1379Ł‡Ł€ŲŒ Ų¬ŲŒ 10ŲŒ Ųµ. 440)

ā€œIbnu Baththal berkata: ā€˜Hadits ini mengandung anjuran kuat untuk bersikap penuh kasih sayang terhadap semua makhluk, baik mukmin maupun kafir, binatang piaraan maupun binatang liar, dan termasuk juga di dalamnya adalah komitmen untuk memberikan bantuan makanan dan minuman (kepada yang membutuhkan), meringankan beban, dan menghindari berbuat kekerasan terhadap seluruh makhlukā€ (Lihat, Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari bi Syarhi Shahih al-Bukhari, Bairut-Dar al-Maā€™rifah, 1379 H, juz, XI, h. 440)Ā 

Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŁˆŁ’Ł…Ł Ų§ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų³ŁŽ Ł„Ų§ŁŽŲØŁŲÆŁŽŁ‘ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų§ŁŲ¬Ł’ŲŖŁŁ…ŁŽŲ§Ų¹Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ®ŁŽŲ§Ł„ŁŽŲ·ŁŽŲ©Ł ŁŁ„Ų£ŁŽŁ†ŁŽŁ‘ Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ±Ł’ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲ§Ų­ŁŲÆŁŽ Ł„Ų§ŁŽŁŠŁŁ…Ł’ŁƒŁŁ†Ł Ų§ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŁ‚ŁŁ„ŁŽŁ‘ ŲØŁŲ¬ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹Ł Ų­ŁŽŲ§Ų¬ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡ŁŲŒ ŁŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ Ł…ŁŲ¶Ł’ŲøŁŽŲ±ŁŒŁ‘ ŲØŁŲ­ŁŁƒŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ų¶ŁŽŁ‘Ų±ŁŁˆŁ’Ų±ŁŽŲ© Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų§ŁŲ¬Ł’ŲŖŁŁ…ŁŽŲ§Ų¹Ł Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ’ ŁŠŁŽŲ¬Ł’Ł„ŁŲØŁ Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŁ…ŁŽŁ‘ŲŖŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ų“ŁŽŁ‘Ų±ŁŽŁ‘ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų¶ŁŽŁ‘ŁŠŁ’Ų±ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲŖŁŁ‘Ų­ŁŽŲ§ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’ŲŖŁŲØŁŽŲ§Ų·Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁ„ŁŁˆŁ’ŲØŁ ŲØŁŲØŁŽŲ¹Ł’Ų¶ŁŁ‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŲ¶ŁŽŲ§ŁŁŲ±ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ§Ų­ŁŲÆŁ ŁˆŁŽŲ§Ų¬Ł’ŲŖŁŁ…ŁŽŲ§Ų¹ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ų­ŁŲÆŁŽŲ©Ł Ł…ŁŁ†Ł’ Ų£ŁŽŁ‡ŁŽŁ…ŁŁ‘ Ų§ŁŽŲ³Ł’ŲØŁŽŲ§ŲØŁ Ų§Ł„Ų³ŁŽŲ¹ŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ ŲÆŁŽŁˆŁŽŲ§Ų¹ŁŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ­ŁŽŲØŁŽŁ‘Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŽŁˆŁŽŲÆŁŽŁ‘Ų©Ł. ŁˆŁŽŁƒŁŽŁ…Ł’ ŁŲØŁ‡Ł Ų¹ŁŁ…ŁŁ‘Ų±ŁŽŲŖŁ Ų§Ł„ŲØŁŁ„Ų§ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§ŲÆŁŽŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł’ŲŖŁŽŲ“ŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŁ…Ł’Ų±ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁŽŁ‘Ł…ŁŽŲŖŁ Ų§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁˆŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§ŁŲ³ŁŁ‘Ų³ŁŽŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł„ŁŁƒŁ ŁˆŲ³ŁŁ‡ŁŁ‘Ł„ŁŽŲŖŁ Ų§Ł„Ł…Ų³ŁŽŲ§ŁŽŁ„ŁŁƒŁ ŁˆŁŽŁƒŁŽŲ«ŁŲ±ŁŽ Ų§Ł„ŲŖŁŽŁ‘ŁˆŁŽŲ§ŲµŁŁ„Ł Ų§ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’ ŁŁŽŁˆŁŽŲ§Ų¦ŁŲÆŁ Ų§Ł’Ł„Ų§ŁŲŖŁŁ‘Ų­ŁŽŲ§ŲÆŁ Ų§Ł„ŁŽŁ‘Ų°ŁŁŠŁ’ Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§ŁŽŲ¹Ł’ŲøŁŽŁ…Ł Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ…Ł’ŲŖŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„Ų§ŁŽŲ³Ł’ŲØŁŽŲ§ŲØŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ł
Ā (Ų§Ł„Ų±Ų¦ŁŠŲ³ Ų§Ł„Ų£ŁƒŲØŲ± Ł„Ų¬Ł…Ų¹ŁŠŲ© Ł†Ł‡Ų¶Ų© Ų§Ł„Ų¹Ł„Ł…Ų§Ų” Ų§Ł„Ų“ŁŠŲ¬ Ų§Ł„Ų¹Ų§Ł„Ł… Ų§Ł„Ų¹Ł„Ų§Ł…Ų© Ł‡Ų§Ų“Ł… Ų£Ų“Ų¹Ų±ŁŠ, Ł…Ł‚ŲÆŁ…Ų© Ų§Ł„Ł‚Ų§Ł†ŁˆŁ† Ų§Ł„Ų£Ų³Ų§Ų³ŁŠ Ł„Ų¬Ł…Ų¹ŁŠŲ© Ł†Ł‡Ų¶Ų© Ų§Ł„Ų¹Ł„Ł…Ų§Ų”)

ā€œTelah dimaklumi bahwa manusia niscaya bermasyarakat, bercampur dengan yang lain; sebab tak mungkin seorang pun mampu sendirian memenuhi segala kebutuhan--kebutuhannya. Maka mau tidak mau ia harus bermasyarakat dalam cara yang membawa kebaikan bagi umatnya dan menolak ancaman bahaya dari padanya. Karena itu, persatuan, ikatan batin satu dengan yang lain, saling bantu dalam memperjuangkan kepentingan bersama dan kebersamaan dalam satu kata adalah sumber paling penting bagi kebahagiaan dan faktor paling kuat bagi terciptanya persaudaraan dan kasih sayang. Berapa banyak negara-negara yang menjadi makmur, hamba-hamba menjadi pemimpin yang berkuasa, pembangunan merata, negeri-negeri menjadi maju, pemerintah ditegakkan, jalan-jalan menjadi lancar, perhubungan menjadi ramai dan masih banyak manfaat-manfaat lain dari hasil persatuan merupakan keutamaan yang paling besar dan merupakan sebab dan sarana paling ampuhā€ (Rais Akbar Jamiyah Nahdlatul Ulama Hadlratussyekh Muhammad Hasyim Asyā€™ari, Muqaddimah Qanun Asasi)

Nahdlatul Ulama telah merampungkan munaadharah dalam ā€œInternational Summit of Moderate Islamic Leadersā€ (Isomil), ā€œMuktamar Internasional Para Pemimpin Islam Moderatā€, yang diselenggarakan pada tanggal 9-11 Mei di Jakarta, Indonesia. Setelah berkonsultasi dan berdikusi secara ekstensif bersama banyak ahli dari berbagai bidang yang ikut serta dalam Muktamar ini, Nahdlatul Ulama berbulat hati menyiarkan ā€œDeklarasi Nahdlatul Ulamaā€ sebagai berikut:Ā 

1. Nahdlatul Ulama menawarkan wawasan dan pengalaman Islam Nusantara kepada dunia sebagai paradigma Islam yang layak diteladani, bahwa agama menyumbang kepada peradaban dengan menghargai budaya yang telah ada serta mengedepankan harmoni dan perdamaian.

2. Nahdlatul Ulama tidak bermaksud untuk mengekspor Islam Nusantara ke kawasan lain di dunia, tapi sekadar mengajak komunitas-komunitas Muslim lainnya untuk mengingat kembali keindahan dan kedinamisan yang terbit dari pertemuan sejarah antara semangat dan ajaran-ajaran Islam dengan realitas budaya-budaya lokal di seantero dunia, yang telah melahirkan beragam peradaban-peradaban besar, sebagaimana di Nusantara.Ā 

3. Islam Nusantara bukanlah agama atau madzhab baru melainkan sekadar pengejawantahan Islam yang secara alami berkembang di tengah budaya Nusantara dan tidak bertentangan dengan syariā€™at Islam sebagaimana dipahami, diajarkan dan diamalkan oleh kaum Ahlussunnah wal Jamaā€™ah di seluruh dunia.Ā 

4. Dalam cara pandang Islam Nusantara, tidak ada pertentangan antara agama dan kebangsaan. Hubbul watan minal iman: ā€œCinta tanah air adalah bagian dari iman.ā€ Barangsiapa tidak memiliki kebangsaan, tidak akan memiliki tanah air. Barangsiapa tidak memiliki tanah air, tidak akan punya sejarah.

5. Dalam cara pandang Islam Nusantara, Islam tidak menggalang pemeluk-pemeluknya untuk menaklukkan dunia, tapi mendorong untuk terus-menerus berupaya menyempurnakan akhlaqul karimah, karena hanya dengan cara itulah Islam dapat sungguh-sungguh mewujud sebagai rahmat bagi semesta alam (Rahmatan lil ā€˜Alamin).

6. Islam Nusantara secara teguh mengikuti dan menghidupkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islam yang mendasar, termasuk tawassuth (jalan tengah, yaitu jalan moderat), tawaazun (keseimbangan; harmoni), tasaamuh (kelemah-lembutan dan kasih-sayang, bukan kekerasan dan pemaksaan) dan iā€˜tidaal (keadilan).

7. Sebagai organisasi Ahlussunnah wal Jamaā€™ah terbesar di dunia, Nahdlatul Ulama berbagi keprihatinan yang dirasakan oleh sebagian besar warga Muslim dan non-Muslim di seluruh dunia, tentang merajalelanya ekstremisme agama, teror, konflik di Timur Tengah dan gelombang pasang Islamofobia di Barat.Ā 

8. Nahdlatul Ulama menilai bahwa model-model tertentu dalam penafsiran Islamlah yang merupakan faktor paling berpengaruh terhadap penyebaran ekstremisme agama di kalangan umat Islam.

9. Selama beberapa dekade ini, berbagai pemerintah negara di Timur Tengah telah mengeksploitasi perbedaan-perbedaan keagamaan dan sejarah permusuhan di antara aliran-aliran yang ada, tanpa mempertimbangkan akibat-akibatnya terhadap kemanusiaan secara luas. Dengan cara mengembuskan perbedaan-perbedaan sektarian, negara-negara tersebut memburu soft power (pengaruh opini) dan hard power (pengaruh politik, ekonomi serta militer) dan mengekspor konflik mereka ke seluruh dunia. Propaganda-propaganda sektarian tersebut dengan sengaja memupuk ekstremisme agama dan mendorong penyebaran terorisme ke seluruh dunia.Ā 

10. Penyebaran ektremisme agama dan terorisme ini secara langsung berperan menciptakan gelombang pasang Islamofobia di kalangan non-Muslim.

11. Pemerintahan negara-negara tertentu di Timur Tengah mendasarkan legitimasi politiknya diambil justru dari tafsir-tafsir keagamaan yang mendasari dan menggerakkan ekstremisme agama dan teror. Ancaman ekstremisme agama dan teror dapat diatasi hanya jika pemerintahan-pemerintahan tersebut bersedia membuka diri dan membangun sumber-sumber alternatif bagi legitimasi politik mereka.Ā 

12. Nahdlatul Ulama siap membantu dalam upaya ini.

13. Realitas ketidakadilan ekonomi dan politik serta kemiskinan massal di dunia Islam turut menyumbang pula terhadap berkembangnya ekstremisme agama dan terorisme. Realitas tersebut senantiasa dijadikan bahan propaganda ekstremisme dan terorisme, sebagai bagian dari alasan keberadaannya dan untuk memperkuat ilusi masa depan yang dijanjikannya. Maka masalah ketidakadilan dan kemiskinan ini tak dapat dipisahkan pula dari masalah ektremisme dan terorisme.Ā 

14. Walaupun maraknya konflik yang meminta korban tak terhitung jumlahnya di Timur Tengah seolah-olah tak dapat diselesaikan, kita tidak boleh memunggungi masalah ataupun berlepas diri dari mereka yang menjadi korban. Nahdlatul Ulama mendesak Pemerintah Indonesia untuk mengambil peran aktif dan konstruktif dalam mencari jalan keluar bagi konflik multi-faset yang merajalela di Timur Tengah.

15. Nahdlatul Ulama menyeru siapa saja yang memiliki iktikad baik dari semua agama dan kebangsaan untuk bergabung dalam upaya membangun konsensus global untuk tidak mempolitisasi Islam, dan memarjinalkan mereka yang hendak mengeksploitasi Islam sedemikian rupa untuk menyakiti sesama.


16. Nahdlatul Ulama akan berjuang untuk mengonsolidasikan kaum Ahlussunnah wal Jamaā€™ah sedunia demi memperjuangkan terwujudnya dunia di mana Islam dan kaum Muslimin sungguh-sungguh menjadi pembawa kebaikan dan berkontribusi bagi kemaslahatan seluruh umat manusia.Ā 

Jakarta, 10 Mei 2016

Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Pengurus Besar Nahdlatul Ulama



Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siroj, MAĀ Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Dr. Ir. Helmi Faisal Zaini
Ketua UmumĀ Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Sekretaris Jenderal




Dr. K.H. Maā€™ruf AminĀ Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā K.H. Yahya Cholil StaqufĀ 
Rais ā€˜AamĀ Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā  Katib ā€˜Aam
Ā