Surabaya, NU Online
Kamis (11/1) siang, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur kedatangan tamu khusus. Mereka adalah para utusan dari beberapa Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) di Bangkalan. Mereka yang menamakan dirinya Forum Komunikasi MWC-MWC NU se-Bangkalan itu datang untuk menuntut agar Konperensi Cabang NU segera digelar di daerahnya, sebab masa bakti kepengurusan sudah habis. Bahkan sudah lewat dua bulan.
Rombongan yang berjumlah delapan orang itu berasal dari MWC NU Kuanyar, Tanah Merah, Blegah, Konang, dan Tragah. Mereka mengaku datang mewakili 16 MWC NU (dari 20 MWC yang ada) di wilayah Kabupaten Bangkalan. Keluhannya satu, ingin Konpercab NU segera dilaksanakan. Setiba di Kantor PWNU Jawa Timur, mereka diterima oleh HA Sujono, Wakil Sekretaris PWNU.
<>Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, mereka mengungkapkan keluh-kesah mereka secara bergantian kepada kepada Pengurus Wilayah. Di antara keluh kesah itu adalah tentang konperensi yang belum terlaksana hingga saat ini, kepemimpinan yang tidak ideal, komunikasi yang terputus, rangkap jabatan ketua, dan lainnya.
Ditanya tentang kabar yang beredar bahwa Konpercab akan digelar bulan Februari mendatang, mereka mengaku sudah mendengarnya. Namun mereka tidak yakin kalau pengurus akan bisa memenuhi janjinya.
“Makanya kami kesini untuk melapor, agar bisa yakin,” kata H Ahmad Hidayat, Ketua MWC NU Tanah Merah. Alasan tidak yakin? “Melihat dari kinerja pengurus yang berjalan selama ini berjalan one man show,” sahut utusan dari Kuanyar.
H Sujono membenarkan laporan mereka. Bahkan PWNU sudah beberapa kali mengirim surat pada PCNU Bangkalan tentang hal-hal yang dikeluhkan mereka, baik tentang rangkap jabatan maupun konperensi yang sudah saatnya digelar. Namun hingga kini belum pernah ada jawaban tertulis. “Memang sempat ada jawaban, tapi hanya lewat telepon,” kata H Jono.
Ia juga sepakat dengan para ‘pendemo’ bahwa tidak keistimewaan bagi mereka yang melanggar aturan organisasi, termasuk Bangkalan, sekalipun Syaichona Cholil berasal dari daerah ini. “Kalau ada satu daerah yang diberi kekhususan, nanti bisa menjadi preseden buruk bagi cabang-cabang yang lain,” tuturnya yang diiyakan para pengurus MWC.
Meski menyatakan sepakat dengan usulan mereka dan akan mengusahakan digelarnya Konpercab secepatnya, namun H Jono juga memperingatkan agar semua pihak tetap mengacu pada AD/ ART dalam penyelenggarannya. “Hendaknya kita semua bisa membaca AD/ ART dengan jernih dan teliti,” tuturnya. (sbh)