Untuk merebut simpati muktamirin, para kandidat Ketua Umum PBNU ternyata tidak cukup hanya memaparkan visi maupun misi serta srtategi lewat famlet maupun brosur atau muncul dalam bentuk profil di media massa. Akan tetapi lebih dari itu, para kandidat juga pasang spanduk, baliho hingga membuat forum diskusi di arena muktamar.
Beberapa kandidat yang menyatakan maju dalam bursa Ketua Umum PBNU seperti KH. Ali Maschan Moesa, KH. Masdar Farid Mas'udi, H. Slamet Efendy Yusuf dan KH. Said Agil Siraj memilih buku sebagai media pengenalan gagasan dan pemikiran dirinya bagaimana membangun NU ke depan.<>
Tentu saja pembagian buku secara gratis disambut antusias oleh muktamirin. Apalagi rata-rata buku yang dibagikan oleh tim suksesnya dicetak dengan cover yang cukup bagus dan menarik. Bahkan ada beberapa kandidat membagikan buku lebih dari judul kepada peserta muktamirin.
Bahkan Jumat sore (26/3), tiap-tiap cabang NU menerima buku Ahkamul Fuqoha' secara gratis memuat hasil-hasil keputusan muktamar yang berkaitan dengan masalah hukum dengan pengantar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Arena muktamar NU memang menjadi panggung terbuka untuk memamerkan maupun mempromosikan produk yang berhubungan dengan NU. NU Online misalnya memamerkan buku-buku yang dicetaknya. Kemudian Harian Duta Masyarakat memamerkan buku karya H. Choirul Anam, PCNU Jombang memberikan majalah gratis yang diterbitkan edisi khusus muktamar termasuk PCNU Kota Pekalongan memamerkan karya desain batik NU terbarunya.
Maka, hampir dipastikan setiap hari selama muktamar berlangsung banyak dijumpai brosur, famlet maupun leflet memenuhi kamar-kamar muktamirin dan sebagian ada pula yang disimpan untuk dibawa pulang ke daerahnya masing-masing.
Upaya memamerkan dan mempromosikan berbagai jenis produk dan karya anak-anak NU memang sah sah saja. Karena pada kenyataannya muktamirin dengan senang hati dan tangan terbuka menerima pembagian buku secara gratis, meski belum tentu semat dibacanya.
KH. Abdul Fatah Yasran, utusan dari PCNU Kota Pekalongan mengatakan, momentum muktamar memang tidak saja hanya untuk kepentingan NU secara organisasi semata, akan tetapi juga untuk kepentingan warga nahdliyyin.
Dirinya mengakui juga menerima banyak buku-buku dari para kandidat, meski belum tentu sempat dibacanya di arena muktamar. "Saya sih senang saja menerima buku, tetapi karena di rumah sudah tidak ada tempat, nantinya akan kami sumbangkan ke PCNU saja untuk melengkapi perpustakaan PCNU," ujarnya. (iz)