Tambahan kuota haji sebesar 10 ribu jamaah yang diberikan Pemerintah Arab Saudi tak bisa optimal seluruhnya diberikan kepada jamaah haji reguler. Sebab, di Mina, Arab Saudi hanya memberikan tempat untuk 3.500 jamaah haji.
"Kita mendapatkan tambahan kuota 10 ribu jamaah, tetapi setelah negosiasi hanya bisa 3.500 jamaah saja, oleh karena itu untuk haji biasa hanya 3.500. Sedangkan haji khusus 6.500 karena mereka kan di hotel, tidak di Mina, itu yang kita bagi," kata Sekretaris Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Ghafur Djawahir di Jakarta, Kamis (23/9).<>
Alokasi tambahan kuota haji yang lebih banyak diberikan kepada haji khusus ini memang sempat menjadi pertanyaan anggota DPR Komisi VIII pada saat Rapat Kerja dengan Menteri Agama Suryadharma Ali, Kamis (23/9).
"Bukan hanya DPR, kita juga ingin lebih karena antrean panjang. Tapi kalau tidak ada tempat di Mina akan terjadi masalah. Karena memang tempat sudah nggak ada, kebanyakan negara dapat tambahan," ujar Ghafur.
Ghafur mengatakan, untuk penambahan kuota haji reguler sebesar 3.500 itu, akan ada penambahan sebanyak 3 kloter. Secara otomatis Kementerian Agama pun menambah pemondokan yang sudah disepakati berada paling jauh 4.000 meter.
"Kita khawatir tidak mendapatkan di ring I, sebab kalau yang 3.500 ini mencar, kita sudah bilang paling 4.000 meter, kok ada yang 5.000 nanti ramai lagi. Tapi Alhamdulillah sudah bisa disatukan sekarang," jelasnya.
Ghafur mengakui, penambahan kuota ini harus memperhitungkan persiapan-persiapan yang matang termasuk penerbangan. Meskipun penyelenggara haji khusus menyatakan siap menambah, namun pemerintah tetap mengupayakan tambahan itu bisa dialokasikan untuk jamaah haji reguler yang antreannya cukup banyak.
"Kalau haji khusus siap lebih dari itu (6.500), kalau kita yang sudah mengantre banyak, masak kita tidak dapat. Maka, 3.500 untuk haji biasa, 6.500 untuk haji khusus," urainya. (min)