Daerah

Dalam 6 Bulan, 17 Santri Pesantren Tahfidz Darussalam Hafal Al-Qur'an

Kam, 2 Juni 2016 | 03:01 WIB

Jombang, NU Online
Sebanyak 17 santri Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Darussalam di Desa Gondek Kecamatan  Mojowarno Kabupaten, Jombang, Jawa Timur, Rabu (1/6) menjalani wisuda. Mereka berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur'an 30 Juz dalam waktu 6 bulan.

Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur'an Darussalam, KH Muhammad Hatta Qodir mengatakan, para santri berhak diwisuda setelah menyelesaikan hafalan 30 Juz dengan metode yang diterapkan pesantren. "Rata-rata lama santri untuk hafal Al-Qur'an selama 6 bulan," tuturnya.

Dikatakannya, pesantren yang berada di bawah naungan BHP NU Jombang ini menerapkan methode menghafal saat santri shalat sunah dengan bacaan Al Qur'an setiap hari. Sehingga dalam dua bulan sudah khatam 30 juz. "Shalat sunah yang diterapkan yakni shalat sunah dhuha dan tahajud. Dalam setiap shalat santri diwajibkan menghafalkan Al-Qur'an, sehingga mereka cepat hafal," imbuhnya.

Masih menurut Hatta yang juga Rais Syuriyah MWCNU Kecamatan Mojowarno ini menambahkan, selain menghafal saat shalat Sunah, para santri juga wajib setor hafal setiap hari. "Ada yang setor 5 halaman, dan juga setengah Juz untuk tiap harinya," bebernya mengungkap keberhasilan.

Meski memperdalam hafalan Al-Qur'an, santri lanjut Hatta, santri juga wajib menempuh sekolah formal yang ada didalam pondok pesantren. Sehingga pendidikan formal para hafidz tidak kalah dengan siswa reguler lainnya. "Hampir semuanya juga tetap bersekolah dilembaga formal. Dan para santri yang menempuh pendidikan di pesantren tersebut tidak dipungut biaya alias gratis," tambahnya.

Para santri penghafal Al-Qur’an ini, lanjut Hatta, berasal dari berbagai daerah Jawa Timur dan di Indonesia. "Ada diantaranya dari Batam, Kalimantan, Ponorogo, dan Sulawesi. Hingga saat ini total santri menghafal Al-Qur’an berjumlah 36 orang," pungkas Kiai Hatta

Hadir dalam Wisuda Santri Tahfidz Al-Qur'an, ini diantaranya Ketua PCNU Jombang, KH Isrofil Amar, KH Mustain Syafi'i, serta beberapa pengurus NU. (Muslim Abdurrahman/Fathoni)