Daerah

Inilah Cara Ahli Tarekat Mendekatkan Diri kepada Allah

Sel, 24 Mei 2016 | 21:00 WIB

Inilah Cara Ahli Tarekat Mendekatkan Diri kepada Allah

KH Harun Ismail saat memberikan tausyiyah pada penutupan Jamiyah Ahli Thoriqoh Naqshobandi Kholidiyah di Pesantren Mambaul Hikam Mantenan

Blitar, NU Online
Untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, anggota Tarekat Al-Mu’tabaroh An Nahdliyah memfida’i  (mendenda) dirinya sendiri dengan cara menabung dzikir kalimat Laailaahaillallah sebanyak 70.000 kali.

”Semua ahli Thoriqoh Al-Mu’tabaroh diharapkan bisa mida’i diriya dengan menabung dzikir 70.000 kali. Tabungan ini dimaksudkan untuk bisa lebih dekat kepada Allah. Baik di dunia maupun di akhirat nanti,’’ujar KH. Harun Ismail saat memberikan tausiyah pada penutupan Jamiyah Ahli Thoriqoh Naqshobandi Kholidiyah di Pesantren Mambaul Hikam Mantenan, Udanawu, Blitar, Senin (23/5) malam.

Menurut kiai Harun, dzikir tersebut tidak harus diselesaikan sekaligus dalam satu majlis. Namun bisa dicicil beberapa kali.

”Mungkin para jamaah setiap hari sibuk dengan pekerjaan. Bisa dikerjakaan seusai shalat rowatib. Misalnya setiap habis shalat wajib kita membaca 100 atau 200 dzikir saja. Kan nanti akhirnya bisa lunas 70.000 bacaan dzikir,’’ ungkap Kiai Harun yang juga anggota Musytasar PCNU Kabupaten Blitar.

Saat ini pimpinan tarekat (mursyid) di wilayah tersebut dipegang KH Diya’uddin Azam-zami setelah menggantikan ayahnya, KH. Ahmad Zubaidi Abdulu Ghofur yang wafat 4 tahun lalu.

Pesantren Mambaul Hikam menjadi pusat Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah untuk wilayah Blitar. Pesantren ini memiliki jumlah santri sekitar 1500. Sedangkan anggota tarekatnya mencapi 5000 orang yang menyebar di Kabupaten Blitar, Malang, Tulungagung, Kediri dan sekitarnya. Setiap Senin malam, kegiatan tarekat di pesantren ini dilaksanakan sulukan.

Selain menjadi pusat kegiatan tarekat, Pesantren Mambaul Hikam ini juga menjadi pusat kegiatan sholawat Nariyah Mughistul Al-Mughits yang memiliki jamaah puluhan ribu orang. Jamiyyah ini dipimpin oleh KH. Sunhaji Nawal Karim Zubaidi Abdul Ghofur yang juga adik kandung Kiai Diya’uddin Azam-zami. (Imam Kusnin Ahmad/Zunus)