Peringati Harlah, Pelajar NU Tegal Kirab Bendera
NU Online · Ahad, 16 Maret 2014 | 20:01 WIB
Tegal, NU Online
Ratusan bendera NU, IPNU-IPPNU, Merah Putih dan bendera lainnya diarak keliling Kota Tegal, Jawa Tengah, oleh para pelajar Kota Tegal yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.Â
<>
Mereka berkeliling kota seraya mengumandangkan shalawat Nabi dan puji-pujian Islami. Kirab bendera tersebut digelar dalam rangka peringatan Hari lahir (Harlah) ke-60 IPNU dan ke-59 IPPNU. Kirab diberangkatkan dari Gedung NU Jalan Wisanggeni 9 Kota Tegal, Ahad (13/3/14).
Setelah dilepas oleh Ketua Pimpinan Cabang (PC) IPNU Kota Tegal Azis Putra Purnama, barisan kirab bergerak jalan Nakula, Jalan Werkudara, Wangon, jalan Sembodro dan kembali ke Gedung NU.Â
Ketua Panitia Penyelenggara Harlah IPNU-IPPNU Nurul Latifah menjelaskan, kirab digelar sebagai upaya memperkenalkan IPNU-IPPNU di masyarakat. Pasalnya, di daerah perkotaan organisasi pelajar NU ini dirasa kurang dikenal masyarakat. Sehingga perlu dilakukan upaya sosialisasi antara lain lewat kirab bendera.Â
“Kita keliling kota, agar masyarakat dan pelajar umum mengenal IPNU-IPPNU meski usianya sudah boleh dibilang tua,” kata Nurul.
Selain kirab, lanjut Nurul, kegiatan harlah juga diisi dengan sarasehan kebangsaan. Sarasehan digelar usai kirab dengan menghadirkan Rais syuriyah PCNU Kota Tegal KH Moh Ibrahim, Ketua PCNU Kota Tegal dr H Abdal Hakim, Wali Kota Tegal H Ikmal Jaya SE dan undangan lainnya.Â
Dalam sarasehan peringatan harlah IPNU-IPPNU, Wali Kota Tegal H Ikmal Jaya SE dalam kata sambutannya berharap agar pelajar NU bisa menjadi contoh pelajar yang berpartisipasi aktif dalam pemilu, jangan sampai golput. Wali kota menyatakan singkatan golput dengan akronim golongan penerima uang tunai. “Jangan sampai mau berangkat ke TPS karena telah menerima uang tunai,” kata Ikmal.
Ikmal menambahkan, organisasi yang lestari itu bila ada kader-kader yang tumbuh sebagai penanda kelestarian. Kalau organisasi terdiri atas orang-orang lanjut usia maka usia organisasi itu pun akan bubar sejalan dengan usia orang tua tersebut. Beda dengan IPNU-IPPNU sebagai pewaris NU maka NU akan lestari kalau IPNU-IPPNU nya lestari. Tetapi kalau anggota IPNU-IPPNU tidak hidup maka akan mati pula NU dalam hitungan puluhan tahun ke depan. “Maka IPNU-IPPNU harus tumbuh dan berkembang demi kemajuan NU,” kata Ikmal.Â
Ketua PC NU Kota Tegal dr H Abdal Hakim mengingatkan, bahwa tantangan IPNU-IPPNU makin tidak ringan, yang juga menjadi tantangan NU. Antara lain, anak-anak muda sekarang tidak lagi mengikuti amaliyah NU karena takut dibilang kuno. Selain itu, kegiatan madrasah usai sekolah dan mengaji di mushola atau masjid sudah jarang sehingga lambat laun amaliyah NU makin ditinggalkan.Â
Untuk itu, Abdal berharap lewat kegiatan IPNU-IPPNU akan mampu melestarikan kegiatan amaliyah NU meskipun di perkotaan. Disamping itu, pelajar NU juga harus menjadi pelajar yang berkualitas, pelajar yang berprestasi sehingga bisa menjadi teladan di sekolah-sekolah umum. “Kalau sudah mampu menjadi pelajar teladan, maka akan sangat mudah merekrut teman-teman lainnya mengikuti kegiatan IPNU-IPPNU,” kata Abdal yang juga Direktur RSUD Kardinah Tegal.
Ketua PC IPNU Kota Tegal Azis Putra Purnama mengajak kepada seluruh anggota IPNU-IPPNU harus bisa belajar dari sejarah untuk memperjelas arah. Termasuk keikutsertaan dalam pemilu, akan mengukir sejarah dan menentukan arah lima tahun ke depan bagi bangsa Indonesia.Â
Azis juga melaporkan, bahwa perkembangan IPNU-IPPNU sangat sukses melakukan pengkaderan. Terbukti semula hanya adai 6 ranting di Kota Tegal, kini berkembang menjadi 15 ranting dari 4 anak cabang. “Kami targetkan ada 20 ranting yang bisa berdiri di Kota Tegal,” tuturnya.
Kepada Azis, Kepala SMA NU Kota Tegal H Masykuri Bunyamin MPd memberikan kado istimewa berupa bsebidang tanah seluas 110 meter persegi sebagai tempat kantor sekretariat IPNU-IPPNU.Â
Dalam kesempatan tersebut dibacakan pula petisi IPNU-IPPNU menjelang pemilu 2014. Antara lain berisi tekad pelajar NU akan berpartisipasi dalam pemilu dan anti golput. Juga diisi dengan hiburan pembacaan puisi oleh penyair cilik Sahil Maulana dari Krandon yang membacakan puisi Tafakur bagi Gus Dur karya Adhi M Massardi. (Wasdiun/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua