Saat Sejumlah Pemuda Gereja Bermalam di Pesantren
NU Online · Ahad, 16 September 2018 | 07:00 WIB
Surabaya, NU Online
Sejumlah pemuda Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) Jawa Timur berkunjung ke Pesantren Luhur Al-Husna, Surabaya. Kegiatan ini atas hasil Musyawarah Pelayan (Mupel) GPIB Jatim. Acara berlangsung dua hari dan mengangkat tema Live in Pemuda Gereja di Pesantren Luhur Al-Husna Surabaya.
KH Ali Maschan Moesa selaku pengasuh pesantren mengajak para peserta tidak berhenti pada kerukunan, tapi harus transformasi. Siapapun yang didzalimi, sedang kekurangan hendaknya ditolong. Dalam pandangan setiap agama, ketika bersama membantu orang yang sedang kekurangan akan mendapatkan pahala.
“Jadi bagaimana masing-masing agama bersama menyelesaikan masalah di Indonesia,” kata Kiai Ali Maschan saat sambutan, Sabtu (15/9). Musuh semua umat agama bukan agama yang lain, akan tetapi karena tidak mau berdialog, lanjut Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur tersebut.
Agus Sutanto, pendamping pemuda GPIB menjelaskan demokrasi global saat ini berbentuk kurva. “Ini (pertemuan lintas agama) sebuah upaya untuk menyelamatkan peradaban, agar tidak berbenturan. Hal yang sama jangan dibeda-bedakan, yang berbeda jangan disama-samakan,” terangnya.
Kegiatan pembukaan selesai hingga menjelang dini hari. Dan para pemuda GPIB menginap di pesantren setempat. Laki-laki tidur di lantai tiga, dan bagi perempuan bermalam di rumah pengasuh.
Menjelang waktu Shubuh, peserta turut bangun layaknya santri beraktifitas pagi. Mereka sekilas menyaksikan santri Al-Husna melaksanakan subuh berjamaah dan mengaji kitab Tafsir Nawawi yang diasuh Kiai Ali Maschan.
Kegiatan sejak pagi hingga menjelang siang diisi dialog kebangsaan bersama Ustadz Fathul Qodir dan Pendeta Marthina Nanlohy Latupeirisa. Pada kesempatan tersebut banyak catatan dari sejumlah narasumber yang mengisi dialog, termasuk putra pengasuh, Ahmad Maududi.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 50 orang. 35 orang laki-laki dan 15 perempuan. Mereka merupakan perwakilan dari berbagai gereja di sejumlah kota di Jawa Timur, yakni Surabaya, Bangil, Mojokerto, Malang, Sidoarjo, Pamekasan, hingga Pasuruan. (Rof Maulana/Ibnu Nawawi)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua