Daerah

Santri Tambakberas Ini Berhasil Jadi Lulusan Terbaik Pascasarjana UGM

Kam, 14 April 2016 | 07:01 WIB

Santri Tambakberas Ini Berhasil Jadi Lulusan Terbaik Pascasarjana UGM

Millatuz Zakiyah (kanan) sesaat setelah ujian S2 UGM.

Jombang, NU Online
Masuk Perguruan Tinggi Negeri pasti menjadi dambaan dan kebanggaan semua orang, apalagi melalui jalur beasiswa. Hal ini seperti yang dilakoni, Millatuz Zakiyah. Putri pasangan Abdurrozaq Husni dan Mahmudah ini berhasil menembus Universitas Gajah Mada (UGM) Pascasarjana Jurusan Ilmu Linguistik tahun 2013 lalu dan menjadi lulusan terbaik di tahun 2015.

Millatuz Zakiyah, lulusan Madrasah Mu'alimin Mu'alimat 6 tahun Tambakberas Jombang ini memang dikenal cerdas dan selalu berprestasi sejak kecil. Sebelum menempuh Magister bidang Linguistik di UGM, putri pertama dari Abdurrazaq Husni ini juga merupakan lulusan terbaik di Universtias Negeri Malang (UM) Prodi  Pendidikan Sastra Indonesia dan Daerah tahun 2012.

Saat diterima di UM, alumni Pesantren Tambakberas tahun 2008 lalu ini diterima melalui jalur Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN), dia juga diterima di UIN Sunan Ampel jurusan Tafsir Hadits Internasional. Namun, penghafal Al-Qur'an  sejak kelas IV Madrasah Ibtida'iyah ini lebih memilih untuk mengambil jurusan Sastra Indonesia UM. "Biar ada suasana dan tantangan baru untuk belajar," ujarnya singkat.

Seperti tidak puas belajar, peraih juara 1 Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ) se-Jatim tahun 2013 serta Semifinalis MTQ Mahasiswa Nasional di Makasar ini kemudian melanjutkan pendidikan Pascasarjana di UGM Fakultas Ilmu Budaya, jurusan Ilmu Linguistik juga melalui jalur Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN) Dikti. "Alhamdulillah lulus S2 tahun 2015 dan juga terbaik," imbuhnya.

Milla menceritakan, dalam setiap harinya, sejak kecil  dirinya selalu membiasakan untuk membaca buku minimal 2 jam setiap harinya. Karena tinggal di pesantren, dukungan orang tua selalu diminta melalui doa. "Doa orang tua itu penting, dan memang saya wajibkan untuk selalu membaca buku, minimal dua jam setap hari, buku apa saja," tuturnya. 

Lulusan madrasah pesantren, perempuan muda ini mengaku tidak canggung bersaing dengan mahasiswa lain yang berangkat dari sekolah umum. Bahkan, kini dia menanti untuk menjadi dosen di Universitas Brawijaya setelah bersaing dengan ratusan calon dosen dari berbagai lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia. "Doanya, ini tinggal menunggu pengumuman, terakhir," pungkasnya. (Muslim Abdurrahman/Fathoni)