Opini

KH Sahal Mahfudh: Guru Literasi Pesantren

Sab, 5 Oktober 2019 | 02:00 WIB

KH Sahal Mahfudh: Guru Literasi Pesantren

Almaghfurlah KH MA Sahal Mahfudh. (Foto: istimewa)

Oleh Habib Wakidatul Ihtiar

KH Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh lahir di Kajen, Margoyoso Kabupaten Pati, Jawa Tengah pada 17 Desember 1937. Beliau adalah mutiara dalam kahazanah keilmuan di nusantara. KH Sahal Mahfudh dilahirkan di lingkungan pesantren yang terkenal sangat kental akan nilai-nilai spritual dan intelektual.
 
Sejak kecil ia tidak lepas dari pola kehidupan pesantren. Hal ini yang kemudian membentuk kepribadian beliau menjadi insan yang arif, tawadhu’, dan memiliki kualitas keilmuan yang tinggi.

Kiai yang merupakan putra dari Kiai Mahfudh bin Abd. Salam al-Hafidz ini memiliki pengetahuan yang sangat luas. Pemahamannya tentang fiqih dan tasawuf sangatlah komprehensif. Kiai Sahal sering diundang dalam acara-acara ilmiah seperti diksusi, seminar dan pengajian umum untuk menjelaskan ilmu-ilmu Keislaman.
 
Bahkan tidak jarang beliau diundang untuk mengisi acara yang membahas tema-tema aktual masyarakat seperti pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan kualitas akhlak.

Kedalaman ilmu yang dimiliki oleh Kiai Sahal telah masyhur se-antero Nusantara. Bahkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah mengamini kualitas keilmuan Kiai Sahal. Ketika berada dalam satu forum seminar, Gus Dur berkata “Kalau soal pesantren, pakarnya memang Kiai Sahal. Saya tinggal ngikut, semuanya benar”. Pernyataan Gus Dur ini seolah menjadi sebuah legitimasi dalamnya ilmu yang dimiliki oleh KH Sahal Mahfudh.

Peran Kiai Sahal dalam pembangunan masyarakat sangatlah besar. Beliau selalu aktif dalam membangun masyarakat, baik secara individu maupun melalui organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Pembangunan yang dilakukan oleh Kiai Sahal bersifat multidisiplin.
 
Artinya, banyak dimensi dalam kehidupan masyarakat yang dibangun oleh beliau. Mulai dari pembangunan kualitas spiritual, pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas ekonomi, hingga terus aktif dalam proses pengembangan mutu intelektual/pendidikan masyarakat. Semua upaya tersebut dilakukan oleh Kiai Sahal dengan ikhlas dan penuh ketulusan.

Salah satu peran penting Kiai Sahal yang wajib dicatat ialah keaktifan beliau dalam mengembangkan khazanah keilmuan, khususnya dalam dunia menulis (literasi). Kiai Sahal adalah seorang kiai yang aktif menulis. Tradisi menulis oleh Kiai Sahal dijadikan sebagai hobi sekaligus sumbangsih yang diharapkan mampu mendatangkan kemanfaatan bagi sesama. Hasil karya tulis beliau sangat banyak dan beragam jenisnya. Mulai dari makalah, artikel di media masa, hingga kitab dan buku yang berkualitas.

Tradisi menulis Kiai Sahal berawal dari tradisi membaca yang kuat. Beliau senantiasa aktif membaca dan muthola’ah kitab maupun buku. Beliau juga selalu menjemput bola dengan membeli kitab atau buku baru yang bernilai manfaat. Selanjutnya, kitab atau buku tersebut disarikan dan dijadikan referensi bagi tulisan-tulisan beliau. Melalui kebiasaan inilah, karya-karya yang beliau ciptakan memiliki nilai yang tinggi. Tulisan Kiai Sahal berisi penjelasan-penjelasan terkait satu tema tertentu dengan menampakkan analisis yang memadai.

Sejak tahun 1975-1976, Kiai Sahal sudah aktif menulis makalah di Margoyoso di acara IPNU, BATERA, pertemuan madrasah dan lain-lain. Yang unik dari  Kiai Sahal adalah makalah-makalah yang ditulis hampir semua menjadikan kitab kuning sebagai rujukan/referensinya disertai kemampuan analisis dan kepekaannya dalam membaca realitas kekinian. Keyakinan akan relevansi kandungan kitab kuning ini dikembangkan oleh Kiai Sahal dalam halaqah-halaqah P3M. Motto yang selalu didengungkan Kiai Sahal adalah aktualisasi dan kontekstualisasi kitab kuning. (Jamal Ma’mur Asmani, Fiqih Sosial Kiai Sahal Mahfudh Antara Konsep dan Implementasi, Surabaya: Khalista, 2007, hal. 35)

Produktivitas Kiai Sahal dalam dunia literasi sudah tidak dapat diragukan lagi. Kiai Sahal telah menulis puluhan kitab dan buku yang sangat masyhur. Di antara karya beliau adalah Thariqatul Husul Ila Ghayah al-Wushul, Al-Bayan al-Mulamma’ an-Alafazh al-Luma’, Al-Tsamaratu al-Hajeniah, Al-Faraid al-Ajibah, Nuansa Fiqih Sosial, Wajah Baru Fiqih Pesantren, Dialog dengan Kiai Sahal Mahfudh, Solusi Problematika Umat, dan lain-lain.

Selain karya dalam bentuk kitab dan buku, Kiai Sahal juga istiqomah menulis artikel di beberapa surat kabar. Seperti menulis di Suara Merdeka, Jawa Pos, dan Majalah Aula (Majalah PWNU Jawa Timur). Artikel yang beliau tulis lebih mengarah pada persoalan keagamaan dan dinamika kehidupan sosial masyarakat.

Kemampuan dan kualitas literasi KH Sahal Mahfudh luar biasa. Beliau selalu aktif menelurkan karya-karya yang bernuansa intelektual-sosial-spiritual yang berguna bagi masyarakat luas. Hal tersebut diperoleh Kiai Sahal dari kegemaran dan kesungguhan beliau dalam membaca semua literatur yang bermanfaat, khususnya kitab-kitab kuning.

Berbekal daya analisis tajam dan keistiqomahan tinggi, ratusan bahkan ribuan karya yang berkualitas dan bermanfaat dapat beliau hadirkan kepada masyarakat, bangsa dan negara. Semoga kita semua dapat meneladaninya. Wallahu a’lam bisshawab.
 
 
Penulis adalah pengajar di IAIN Tulungagung dan anggota Departemen Komunikasi dan Informasi PC GP Ansor Kabupaten Trenggalek