Internasional

Khutbah Wukuf untuk Tambah Spirit di Arafah

Kam, 24 September 2015 | 16:02 WIB

Makkah, NU Online
Perlahan namun pasti, akhirnya jamaah haji dari seluruh negara melaksanakan wukuf di Arafah hari ini. Sebelum prosesi berdiam di padang Arafah tersebut, jamaah menerima bekal terkait peristiwa dan makna wukuf. Suasana pun berubah menjadi haru.<>

"Kami menerima materi khotbah wukuf dari KH Farmadi Hasyim," kata Ana Farhasy, Rabu (23/9) usai shalat Dhuhur waktu setempat. Salah satu jamaah dari Kelompok Penerbangan atau Kloter 25 embarkasi Surabaya ini semakin mantap dengan keterangan dari penceramah sebelum kegiatan wukuf dilaksanakan.

"Ada dua peristiwa agung pada bulan Dzulhijjah yang patut kita catat dengan tinta emas," katanya menirukan materi sang ustadz. Peristiwa tersebut adalah haji dan kurban. Keduanya terkait dengan Nabi Ibrahim Alaihissalam, lanjutnya.

Peristiwa haji berawal dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk membuat Ka’bah. "Perintah ini langsung dilaksanakan, dengan diawali dialog singkat antara Allah dan Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam surat Al-Baqarah ayat 126 hingga 127," katanya di maktab 28 Padang Arafah.

Inti dari surat tersebut adalah hendaknya Allah SWT menjadikan Makkah sebagai kawasan yang aman serta mendapatkan rizqi berlimpah serta halal. Dan Allah mengabulkan permintaan tersebut dengan satu syarat.

Syarat dimaksud adalah hendaknya setelah Ka’bah dibangun, Nabi Ibrahim memberikan laporan pertanggungjawaban sebagaimana disebutkan dalam ayat yang ke 127. "Saat itu Nabi Ibrahim naik ke Jabal Qubais, lalu memanggil anak cucunya untuk datang ke Makkah dalam rangka menunaikan ibadah haji," ungkapnya.

Dari panggilan tersebut, Nabi Ibrahim menjamin bahwa siapa saja yang melaksanakan ibadah haji akan mendapatkan pahala surga dan diselamatkan dari neraka. "Sehingga kehadiran jamaah haji saat ini sebagai bentuk jawaban atas panggilan dari Nabiyullah Ibrahim saat itu," ungkapnya.

Sedangkan soal kurban, KH Farmadi Hasyim menceritakan salah satu permohonan Ismail kepada ayahnya Nabi Ibrahim sesaat sebelum disembelih. "Apabila ayahanda pulang dan bertemu ibunda, sampaikan salam hormat kepada beliau bahwasanya saya menghadap Allah lebih dulu dan semoga kelak bisa dipertemukan di surga," terangnya.

Demikian pula sebelum disembelih sebagai kurban, Ismail memohon kepada ayahnya untuk menyingsingkan lengan baju. "Itu agar darah yang keluar tidak mengotori baju sang ayah," katanya. Karena Ismail khawatir kalau ibunda tahu percikan darah yang mengenai baju sang ayah, akan mengurangi keikhlasan, lanjutnya.

Materi khotbah ini diberikan sebagai tambahan spirit bagi para jamaah yang akan melangsungkan wukuf di Arafah. Usai wukuf, jamaah akan melanjutnya prosesi haji dengan mabit, melempar jumrah, serta thawaf ifadhah.

Dilaporkan Ustadzah Ana, sapaan akrabnya, suasana di pemondokan sangat kondusif. Meskipun diberitakan ada sebagian tenda jamaah dari Indonesia yang roboh akibat angin kencang, tidak mengurangi semangat dalam melaksanakan seluruh ritual haji.

Namun demikian, diharapkan jamaah tetap menjaga kesehatan dan kebugaran dengan mengonsumsi buah dan vitamin. "Ini agar kondisi tubuh tetap vit karena ibadah berikutnya adalah mengandalkan ketahanan tubuh," terangnya.

Dan yang tidak kalah penting dan selalu ditunggu adalah doa dari keluarga dan umat Islam di tanah air. "Kami yakin, doa dari keluarga dan kerabat serta kaum muslimin akan sangat membantu kelancaran ibadah kami di tanah suci," pungkasnya.(Ibnu Nawawi/Mukafi Niam)