Nasional CATATAN KONGRES FATAYAT (2)

Dokter Gigi Pun Berfatayat Ria

Kam, 24 September 2015 | 03:01 WIB

Surabaya, NU Online
Dokter gigi jebolan FKG Unair 1998 yang akrab disapa Rina ini memulai debutnya di organisasi Fatayat sejak lulus kuliah. Sebab, di kampus ia fokus belajar ilmu kedokteran hingga menggondol gelar magister dari Unpad Bandung 2005.<>

Saat masih duduk di bangku SMA, Rina aktif di badan otonom NU terkecil, Ikatan Putri-putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Bagi dia, inilah awal mula ia berorganisasi di lingkungan NU.

Rina lalu bercerita, dulu di SMA tempatnya belajar, didirikan Komisariat Besar (Kombes) IPNU sebagai wahana organisasi bagi anak sekolah. 

“Jadi, bukan Pimpinan Cabang. Tapi, semacam Kombes,” timpal Rina.

Pada era 1990-an, tutur Rina, Ketua PP IPNU waktu itu Abdullah Azwar Anas menggagas pembentukan Komisariat Besar (Kombes) IPPNU SMA 1 Jember. “Saya masih ingat saat itu tahun 1992 hingga 1994 di sekolah kami ada IPNU,” cerita Rina.

Anggota Kombes ini, lanjut Rina, merupakan anak-anak SMA se-Kabupaten Jember. “Jadi, iki lho ono NU masuk di sekolah negeri. Di tingkat anak muda SMA gitu lho. Kalau anak pondok atau madrasah kan udah biasa,” kata Rina.

Di lingkungan kerjanya di FKG Universitas Jember, Rina banyak ditanya seputar Fatayat. Beberapa koleganya pun belajar soal kiprah organisasi perempuan NU itu. Sahabat Rina di kampus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, tempatnya kuliah S3 kedokteran, juga penasaran terhadap Fatayat.

“Memang, banyak dokter yang bertanya soal Fatayat. Maklum, mereka kan background-nya macam-macam. Tidak semua pernah mondok atau sekolah di madrasah. Jadi, dokter pun bisa berdakwah melalui organisasi ini,” ujarnya bangga.

Di sela kesibukannya sebagai dosen, Rina juga aktif di klinik periodonsia RS Gigi dan Mulut (RSGM) FKG Unej. “Kalau malam, buka praktik di rumah sambil momong anak-anak calon Fatayat,” pungkasnya. (Selanjutnya: Sejak Remaja, Dosen FISIP ini Aktif di NU) (Musthofa Asrori/Mukafi Niam)