Nasional

Gus Mus Minta Lakpesdam Kaji Keberhasilan Para Pendiri NU

Kam, 17 April 2014 | 03:32 WIB

Jakarta, NU Online
Rais Aam PBNU KH Musthofa Bisri (Gus Mus) meminta kepada Lakpesdam sebagai salah satu lembaga PBNU untuk mengkaji kembali keberhasilan para kiai periode awal berdirinya NU dalam mengelola syirkah 'inan (koperasi NU) dan iuran syahriyah NU yang telah terbukti mampu menguatkan kemandirian NU saat itu. 
<>
Hal ini disampaikan ketika memberikan tausiyah pada peringatan harlah ke-29 Lakpesdam NU di gedung PBNU lantai 8, Rabu 16 April 2014. 

Gus Mus mengutip Surat Attaubah yang menjadi dasar sikap dan cara hidup kiai-kiai NU  “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat welas asih lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman”.(Q.S. al-Taubah, [9]:128).

Selain itu ia menambahkan, tugas Lakpesdam yang tidak kalah pentingnya dan mendesak dalam rangka memajukan dan menguatkan SDM NU adalah membuat database pengurus dan jamaah NU. 

“Dengan database SDM NU itu kita akan tahu apa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki NU,” lanjut Gus Mus.

Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang ini juga mengisahkan hubungannya ketika Gus Dur masih jadi ‘gelandangan.’ Gus Mus ketika berkunjung ke Jakarta hampir pasti menginap di kontrakan Gus Dur yang suka pindah-pindah. Suatu ketika, kedua tokoh nasional ini berdiskusi sembari menikmati kopi dan kudapan malam.

“Gus, setelah tak pikir-pikir, NU ini kok kayak satpam aja yaa. Kalau ada kekisruhan, ketidakamanan, pemerintah atau pihak-pihak terkait selalu minta NU mengamankan keadaan. Lalu, setelah semua aman terkendali, si satpam ini kemudian kembali mojok sambil ngerokok,” kata Gus Mus kepada Gus Dur memulai diskusi.

Namun, lanjut Gus Mus, Gus Dur ya tetap Gus Dur. Selalu menjawab yang tidak pernah diduga sebelumnya. “Lho, sampeyan ini gimana to, Gus. Apa kurang mulianya jadi satpamnya Indonesia,” timpal Gus Dur seperti ditirukan Gus Mus.

Gus Mus pun mengaku langsung terdiam mendengar jawaban Gus Dur tersebut. Bagi Gus Mus, jika memang sudah merasa nyaman sebagai satpam maka NU jangan ngersulo (mengeluh). Disyukuri apa yang ada saja.

Putra KH Bisri Musthofa Rembang ini menambahkan, dirinya teringat akan ketokohan Rais Aam KH Mahfudh Shiddiq dan Ketua Umum PBNU KH A Wahid Hasyim yang mampu menjadi jembatan antara jama’ah dan jam’iyah NU. Lakpesdam diusianya yang ke-29 ini diharapkan meneladani kedua tokoh yang sudah berpulang keharibaan-Nya tersebut.

“Jadi, Lakpesdam harus jeli melihat posisi NU ini. Tugas utama Lakpesdam itu memberdayakan pengurusnya. Bagaimana mungkin menjadi seorang pemberdaya jika dirinya tidak berdaya sendiri. Fokus kajian saja,” tegas Gus Mus. (musthofa asrori/mukhlisin/mukafi niam)