Nasional

Inilah Bedanya Ulama Indonesia dengan Timur Tengah Menurut Ketum PBNU

Rab, 18 Mei 2016 | 16:00 WIB

Inilah Bedanya Ulama Indonesia dengan Timur Tengah Menurut Ketum PBNU

KH Said Aqil Siroj bersama KH Maimun Zubair saat peresmian Masjid Al-Amin, Desa Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang, Selasa (17/5).

Rembang, NU Online
Ketua Umum Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj mengatakan, di Timur Tengah tidak ada ulama yang nasionalis, sedangkan di Indonesia seorang ulama juga dikenal sebagai nasionalis.

Kiai asal Cirebon Jawa Barat ini kemudian menyebut beberapa nasionalis Timur Tengah yang bukan ulama, diantaranya Saddam Husain, dan Muammar Khadafi. Sementara dari kalangan ulama yang tidak nasionalis diantaranya, Hasan Banna dan pemikir sekaligus aktivis Islam politik Mesir, Muhammad Ghozali.

"Mereka ulama besar tapi bukan nasionalis. Yang nasionalis bukan ulama," jelas Kiai Said saat peresmian Masjid Al-Amin, Desa Pamotan Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang, Selasa (17/5) kemarin.

Di Indonesia, lanjut kiai Said, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari adalah ulama nasionalis. Begitu juga Kiai Wahab Chasbullah. 

"Sampai-sampai KH Hasyim Asy'ari mengatakan, membela tanah air fardlu 'ain. Setiap orang wajib (membela tanah air), sama dengan shalat. Siapa orang yang meninggal dalam rangka membela tanah air, mati sahid. Dan siapa yang membela dan memihak penjajah, boleh dibunuh. Walaupun kiai Hasyim tidak mengatakan kafir," ungkapnya.

"Dari sini KH Hasyim Asy'ari mempunyai jargon, 'hubbul wathon minal iman'. Ini bukti betapa nasionalismenya ulama Indonesia," jelas alumus Universitas Umm al-Qura, Mekkah ini. (Aan Ainun Najib/Zunus)