Nasional

Janji Tri Satya Pramuka Bentuk Kesetiaan pada Agama, NKRI dan Pancasila

Sel, 16 Mei 2017 | 07:31 WIB

Janji Tri Satya Pramuka Bentuk Kesetiaan pada Agama, NKRI dan Pancasila

PPNM III di Bangka Belitung.

Bangka Tengah, NU Online
Kementerian Agama dan seluruh jajarannya memiliki komitmen tinggi agar gerakan Pramuka tidak hanya dijaga dan dipelihara, tapi juga dikembangkan sehingga para Pramuka kita mampu merespon berbagai persoalan masyarakat, bangsa, sesuai situasi dan kondisinya dengan penuh kearifan.

“Kami di Kemenag terus menjaga dan memelihara tradisi baik para pendahulu, yaitu kegiatan perkemahan yang dilakukan setiap tahun tidak hanya di madrasah, tapi juga pesantren dan mahasiswa PTKI,” ujar Menag Lukman Hakim Saifuddin saat memberikan sambutan dalam upacara pembukaan Perkemahan Pramuka Madrasah Nasional (PPMN) III, Selasa (16/5) di Koba, Bangka Tengah. 

Menag meminta janji Tri Satya harus dipegang teguh. Tri Satya jangan kalah populer dengan Dasa Dharma Pramuka. Trisatya yang dikenal sebagai komitmen dan konsensus sebagai janji setiap Pramuka, terdiri dari tiga point.

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuaan Republik Indonesia.
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
3. Menepati Dasa Dharma.

Menag minta, khususnya di jajaran pramuka madrasah untuk selalu diikrarkan sebagai sebuah janji sehingga tiga poin tersebut senantiasa tidak hanya ada diingatan kolektif kita, tapi juga bisa terimplementasikan dalam kehidupan keseharian kita

“Pramuka harus menerapkan dalam kehidupan sehari-hari karena butir pertama dari Trisatya adalah menjalankan kewajiban terhadap Tuhan, NKRI, dan mengamalkan Pancasila,” jelas salah seorang putra KH Saifuddin Zuhri itu.

Pendahulu kita bersikap arif, kata Menag, sebab menyatukan yang tidak terpisahkan antara kewajiban menjalankan perintah Tuhan, menjaga NKRI, dan mengamalkan Pancasila.

Menurutnya, ini relevan karena Indonesia sebagai sebuah bangsa menghadapi tantangan tidak sederhana. Sebagai bangsa di tengah keragaman kita harus senantiasa memiliki komitmen yang menjadi kesepakatan bersama bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara itu berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI. (Fathoni)