Nasional

Penuhi Keinginan Kiai Mustafa Ya'qub, Ulama Lebanon Ini Ajarkan Kitab di Pesantren Darus Sunnah

Kam, 12 Mei 2016 | 21:30 WIB

Ciputat, NU Online
Darus Sunnah International Institute for Hadith Sciences Ciputat kembali kedatangan ulama besar asal Lebanon, Dr Amin Salim al-Kurdi. Kedatangan Dr Amin Salim ini bertujuan untuk mengajarkan kitab hadits as-Syamail al-Muhammadiyah karangan Imam at-Tirmidzi.

Agenda pengajaran yang berlangsung pada hari Kamis-Jumat (12-13/5) ini sebenarnya merupakan salah satu keinginan KH Ali Mustafa Yaqub, sebelum wafat. Dr Amin Salim al-Kurdi adalah sahabat baik almarhum bahkan ia pernah berjanji untuk mengundang kiai Ali ke Libanon untuk mengisi khutbah di masjid al-Amin Lebanon. 

Pengajian yang berlangsung mulai pukul 15.30 sampai pukul 20.00 Wib itu juga diselingi dengan jamaah shalat maghrib dan isya’ yang diimami langsung oleh Dr Amin Salim al-Kurdi. Seluruh mahasantri Darus Sunnah begitu antusias untuk mengikuti pengajian. Terlebih, agenda ini merupakan salah satu keinginan kiai Ali saat masih hidup. 

Sistem pengajaran yang digunakan Dr Amin Salim al-Kurdi adalah dengan membaca satu-persatu hadits di kitab al-Syamail al-Muhammadiyah, kemudian menjelaskan kalimat-kalimat gharib (samar) dalam hadits tersebut. Jika terdapat kalimat yang dianggap samar dan membutuhkan contoh, ia tak segan untuk beranjak dari tempat duduknya dan mencontohkan dengan gerakan secara langsung. Selain itu Dr Amin Salim juga memberi kesempatan kepada asatidz Darus Sunnah untuk membaca hadits secara bergantian dan memberikan kesempatan bertanya.

Salah satu pesan yang ia tekankan kepada umat Islam adalah untuk menghidupkan sunah Nabi Muhammad SAW dengan catatan harus memahami dengan baik dan benar serta mengamalkan dengan cara-cara yang baik.  

Hal sederhana yang ia contohkan adalah ketika orang menggunakan siwak. Menurutnya masih banyak orang yang mengamalkan sunah siwak tapi serampangan. Misalkan, siwaknya kotor, terlalu diperlihatkan kepada orang lain sehingga menjadikan orang lain yang melihat malah jijik. Inilah yang ia sebut mengamalkan sunah tapi dengan cara yang tidak baik.

Semua penjelasan yang ia sampaikan kepada para peserta daurah adalah dengan bahasa Arab tanpa diterjemahkan mengingat Darus Sunnah adalah pesantren yang menggunakan dua bahasa  dalam proses belajar mengajarnya. 

Pada akhir pengajaran, rencananya Dr Amin Salim akan memberikan sanad kepada seluruh peserta. Untuk itu ia meminta setiap peserta agar tidak melewatkan satu hadits pun yang dibaca agar nantinya ijazah yang diberikan benar-benar sempurna. (M Alvin Nur Choironi/ Zunus)