Pesantren

Hendak Gelar Konser Amal, GPS Al-Mawaddah Gandeng “Debu”

Kam, 21 Januari 2016 | 23:00 WIB

Jakarta, NU Online
Sejak muncul istilah GPS dari ponsel pintar (smartphone), alumni Pesantren Al-Mawaddah Ciganjur mendirikan organisasi dengan singkatan ini. GPS (global positioning system) merupakan sistem untuk melacak suatu letak di permukaan bumi dengan bantuan penyelarasan sinyal satelit. Namun, GPS ala santri ini merupakan singkatan “Gerakan Peduli Santri”.

Menurut Ketua GPS Al-Mawaddah Muhammad Haikal Haniful Fuad, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar Konser Amal bekerja sama dengan Grup Musik Debu. Acara bertema “Debu Peduli Pesantren” ini bakal digelar di Hotel Bumi Wiyata Depok, 6 Februari 2016 mendatang.

“Konser dimulai pukul 7 malam. Tiket masuk sebesar 500 ribu rupiah. Hasil konser amal tersebut 100 persen akan disumbangkan untuk pembangunan Pesantren Al-Mawaddah. Acara ini merupakan rangkaian perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan haul KH Muhammad Saalih, pendiri Pesantren Al-Mawaddah,” ujarnya.

Pada saat hadir pada perayaan Maulid Nabi di Al-Mawaddah, lanjut Haikal, Mustafa Kumayl bersama grup nasyid Debu juga tampil di hadapan hadirin. Dalam kesempatan tersebut, Mustafa mengajak hadirin untuk menonton konser amal yang digelar hasil kerjasama Grup Debu dan Pesantren Al-Mawaddah. “Soal tiket nanti hubungi panitia,” ujar Haikal menirukan Mustafa.

Menurut Haikal, organisasi yang dipimpinnya itu lahir atas keinginan alumni dan simpatisan Pesantren Al Mawaddah. Sebagai organisasi resmi, GPS berada di bawah naungan Yayasan Baitul Rahim Ciganjur. “GPS juga telah direstui kiai kembar, KH Abdullah Hasani dan KH Abdillah Hasani, selaku pengasuh Pesantren Al Mawaddah,” ungkapnya.

Maksud dan tujuan berdirinya GPS, lanjut Haikal, adalah membantu segala sesuatu yg bisa diupayakan demi perkembangan dan kemajuan Pesantren Al Mawaddah, antara lain di bidang kegiatan, bantuan sosial, dan pembangunan asrama pesantren.

Haikal menambahkan, alasan lainnya adalah karena di Al Mawaddah banyak memiliki santri yatim piatu dan dari keluarga kurang mampu secara ekonomi yang tentunya membutuhkan bantuan baik moril maupun materiil.

“GPS kini dikelola 35 pengurus yang siap kerja cepat, tepat dan tanggap demi kemajuan pesantren. Untuk kegiatan harian, saya dibantu Fajar Shodiq (sekretaris) dan Sapingudin (bendahara),” ujarnya.

Haikal berharap, ke depan pihaknya bisa merangkul dan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama membantu pembanguna pesantren, baik dari kalangan pemerintah, pengusaha, pegawai, wiraswasta, dan berbagai pihak yang cinta pendidikan Islam. “Ini kami lakukan demi masa depan anak bangsa yang lebih cerah dan gemilang,” pungkasnya. (Musthofa Asrori/Mahbib)

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua