Pesantren

Pesantren Kalimasada Terapkan Konsep Keberkahan Holistik

Jum, 18 November 2016 | 15:00 WIB

Jombang, NU Online 
Setiap pondok pesantren memiliki ciri khas dan keunggulan masing-masing, melalui sistem dan konsep yang dibangun. Begitu juga Pondok Pesantren Kalimasada Dusun Brumbung, Desa Bangsri, Kecamatan Plandaan, Jombang yang menerapkan konsep kaderisasi pesantren "Keberkahan Holistik".

Pengasuh Pondok Pesantren Kalimasada, Mohammad Fakhruddin Siswopranoto menjelaskan keberkahan holistik yang dimaksud adalah kesuksesan santri secara bersama-sama, baik antara kiai pada santrinya, masing-masing individu sesama santri ataupun santri secara keseluruhan. 

"Jika satu sukses, maka semua harus sukses, atau biasa kita sebut sukses berantai," tuturnya saat ditemui di pesantren setempat, Kamis (17/11/2016).

Sementara upaya untuk menerapkan konsep tersebut, Kiai Fakhruddin mengatakan setidaknya harus tercipta model komunikasi yang sehat antara santri dan kiai begitu juga sebaliknya. Selama ini, pendekatan komunikasi yang dibangun di kebanyakan pesantren  terkesan ada jarak yang terlalu jauh antara kiai dan santri dan sebaliknya.

Selain itu, ia juga menekankan pembentukan mindset positif santri. Secara teori, jika mindset positif itu sudah tertanam, maka energi atau usaha yang keluar juga positif. "Yang paling penting adalah do'a, biarkan Allah yang membimbing kita. Kemudian usaha batin mendekatkan dzahir, ketika batin kuat maka dzahir otomatis akan mendekat, kemudian juga harus mengenal diri santri," tambahnya.

Pesantren Kalimasada hadir di tengah-tengah masyarakat dengan misi "pembebasan biaya mondok dan sekolah", sehingga seluruh santri dan siswa tidak dipungut biaya operasional. Sejak berdiri  tahun 2012 lalu, kini sudah memiliki santri sebanyak 200an, dan kurang lebih dari 320 peserta didik yang berada di naungan lembaga Kalimasada, yakni Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah Terpadu (MAT) Diponegoro.

Sejumlah santri Kalimasada saat ini tak henti meningkatkan kapasitas kemampuan akademik juga kegiatan pesantren melalui kompetesi yang diikuti sebelumnya. Sederet prestasi santri Kalimasada pada tahun 2016 ini diantaranya juara I lomba pidato bahasa Indonesia se-Kabupaten Jombang, Juara 1 lomba Musyabaqah Hifdzil Qur'an (MHQ) tingkat kabupaten dan Juara I Tafsir Bahasa Inggris tingkat kabupaten. 

"Tahun lalu, mendapat juara 2 lomba MHQ tingkat provinsi," jelasnya.

Disinggung soal asal muasal nama 'Kalimasada', Kiai Fakhruddin menuturkan berasal dari kalimat syahadat (Asy'hadu anla ilaaha illallah Waasy'hadu anna muhammadan Rasulullullah) yang menjadi dasar atau pondasi tauhid masyarakat. "Yaa yang biasa dikenal dengan 'Jimat kalimad sada' itu," tuturnya.

Hasiyah, salah satu pengurus pesantren, mengatakan jika kebiasaan pesantren yang melakukan Kajian Kitab Kuning klasik juga diterapkan di Pesantren Kalimasada ini, Santri juga dibekali kemampuan baca kitab gundul (istilah kitab tanpa harakat).

"Biasanya anak-anak mengkaji Ta'lim Muta'alim, Fathul Qarib, Riyadus Sholihin, juga Tafsir Al Qur'an," jelasnya.

Selain berguru ilmu keagamaan, santri juga dibekali keterampilan seperti ilmu pertukangan, dan pertanian. Santri Kalimasada setiap hari juga mengamalkan wirid 1000 kali, yang langsung didapat dari kiainya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Terkait

Pesantren Lainnya

Lihat Semua