Nasional

Kaleidoskop 2019: Duta Arab Saudi Dua Kali ke PBNU

Sel, 31 Desember 2019 | 11:28 WIB

Kaleidoskop 2019: Duta Arab Saudi Dua Kali ke PBNU

Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Esam A. Abid Althagafi bersama pengurus PBNU

Akhir tahun 2018, NU mengalami ujian yang cukup berat karena insiden pembakaran bendera mirip HTI di Garut pada peringatan Hari Santri pada Oktober. Buntutnya panjang, terutama di media sosial.  Tak hanya rakyat, pejabat pun gatal ingin berkomentar. Tak hanya orang dalam, tapi luar negeri. salah satunya adalah Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia yang waktu itu dijabat Osamah Muhammad Al-Suaibi. 

Dalam sebuah twittnya, Osamah menulis bahwa pembakar bendera yang disebut tauhid, padahal menurut Banser HTI, merupakan organisasi sesat (munharifah). NU pun bereaksi dengan membantahnya. Belakangan, Duta Besar tersebut menghapus twittnya, dan entah kenapa kemudian duta diganti. Untuk sementara diemban Yahya al-Qahthani.

Awal Januari 2019, Pelaksana tugas (Plt) Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia itu berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta pada Kamis (3/1). Rombongan mereka ditemui langsung Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan sejumlah pengurus. Pertemuan tersebut mencairkan suasana yang sempat memanas antara NU dengan Duta Besar Osamah Muhammad Al-Suaibi. Pada kesempatan itu, PBNU menyatakan bahwa kasus twit Osamah Muhammad al-Suaibi telah selesai. Tidak perlu dipermasalahkan lagi. 

Beberapa bulan kemudian, Duta Besar Arab Saudi aberganti dengan yang baru. Namanya, Esam A. Abid Althagafi bertamu ke Gedung PBNU Selasa (2/7). Ia diterima Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan beberapa pengurus syuriyah dan tanfidziyah.  Kiai Said menyambutnya dengan lebih hangat lagi, tanda tidak ada hal yang dipersoalkan. 

“Hari ini, PBNU kedatangan tamu mulia. Beliau adalah diplomat ulung, diplomat senior yang langsung mendapat amanah dari Raja Salman Abdul Aziz agar memperkuat, meningkatkan hubungan Indonesia Saudi terkait kerja sama haji dan umrah, hubungan dagang, budaya, sosial. Mudah-mudahan Indonesia mendapat berkah dan kami sangat bangga gembira karena dubes Arab Saudi yang baru ini yang sangat terbuka, intelek, dan berpandangan sama dengan NU yaitu sama-sama berpandangan Islam washatiyah (moderat), itu akan jadi titik keberangkatan kita,” kata Kiai Said kepada awak media selepas pertemuan tersebut.  

Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Fathoni Ahmad