Syariah Keistimewaan Bulan Muharram II

Muharram sebagai Syahrullah

Kam, 7 November 2013 | 05:00 WIB

Diantara keistimewaan bulan Muharram adalah predikat yang diberikan oleh Allah swt. dengan menyebutnya sebagau syahrullah (bulannya Allah). Begitulah Allah mengistimewakan bulan Muharram, maka janganlah sekali-kali kita menghina bulan yang dimuliakan oleh-Nya dengan berniat melakukan keburukan pada bulan ini. <>

Sebagaimana hadits Rasulullah saw. berikut, yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah ra.

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم، وأفضل الصلاة بعد الفريضة صلاة الليل (رواه مسلم).

Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadlan adalah puasa di bulan Allah; yaitu Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.

Hadits ini selain menjelaskan fadhilah puasa sunnah di bulan Muharram yang rangking keutamannya berada satu tingkat di bawah puasa wajib di bulan Ramadhan.  Juga menekankan bahwa bulan Muharramlah, satu-satunya bulan  yang disebut  sebagai Syahrullah. Ini artinya bulan Muharram diistimewakan oleh Allah melebihi bulan lain. Maka segala amal kebaikan yang mengisi bulan ini, memiliki nilai istimewa pula, dan akan dibalas oleh Allah dengan pahala yang istimewa pula. Begitu pula sebaliknya, segala kedhaliman yang dikerjakan pada bulan ini niscaya balasannya akan dilipatgandakan.

Demikianlah nilai keistimewaan itu terletak pada posisinya sebagai pemimpin bulan dan bulan perdamaian. Artinya buan yang Allah melarang permusuhan dan peperangan di dalamnya. Sebagaimana diterangkan dalam Kitab Misykatul Mashabih,

(شهر الله) أي صيام شهر الله، والإضافة إلى الله للتشريف والتعظيم. وقال العراقي في شرح الترمذي: لما كان المحرم من الأشهر الحرم التي حرم فيها القتال، وكان أول شهور السنة أضيف إليه إضافة تخصيص، ولم يصح إضافة شهر من الشهور إلى الله تعالى إلا شهر الله المحرم

Maksud dari (Syahrulla) adalah berpuasa dibulan Allah yaitu bulan Muharram. Penyandaran (idhafah) satu kata kepada lafdhul Jalalah (Allah) memiliki arti memuliakan dan mengagungkan. Imam Al-Iraqi dalam Syarah At-Tirmidzi memberi penjelasan: Ketika bulan Muharram adalah salah satu dari bulan-bulan yang dimuliakan dengan diharamkannya berperang, lalu Muharram menjadi bulan pertama hijriyah, maka itu bentuk pengkhususan Allah terhadap bulan Muharram. Dan tidak diperkenankan seseorang mengkhususkan bulan tertentu karena hanya Muharram yang menjadi Syharullah (bulan Allah).

Para ulama’ telah menjelaskan mengenai kata yang disandarkan kepada Lafdhul Jalalah (nama Allah yang dimuliakan) mengindikasikan Lit-Tasyrif dan Lit-Ta’dhim, keduanya memiliki arti yang sama yaitu dimuliakan dan diagungkan. Sebagai contoh adalah Baitullah (Ka’bah), lafadz Bait disandarkan pada Lafdhul Jalalah, sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Baitullah atau Ka’bah sebagai kiblatnya orang muslim diseluruh dunia.  

Sangat jelas betapa bulan Muharram sangat diistimewakan oleh Allah SWT, berbagai alasan telah dipaparkan dan dikemukakan dengan rinci. Oleh karena itu, hendaklah kita menghormat dan memuliakan pula bulan Muharram, memenuhinya dengan berbagai amal kebaikan yang ikhlas karena Allah swt dan jangan sekali-kali pernah berniat melakukan keburukan di bulan yang dimuliakan Allah ini, karena hal itu sama artinya menghina sesuatu yang dimuliakan-Nya. (Pen. Fuad H/ Red. Ulil H)