Doa

Doa Pengikut Nabi Musa agar Terhindar dari Fitnah dan Kezaliman

Sel, 17 Juli 2018 | 23:00 WIB

Perkembangan teknologi dan media sosial saat ini tak dapat dibendung. Tapi sebagian orang kadang memanfaatkan kemajuan itu untuk menyebar fitnah dan hoaks. Arus fitnah di media sosial yang begitu deras telah banyak merugikan orang. 

Orang dengan mudah membuat berita palsu untuk kepentingan sesaat. Untuk menaikkan popularitas, untuk menjatuhkan seseorang, seseorang bahkan bisa berani memfitnah para ulama. Hingga orang yang tak tahu pun ikut terbawa emosi sampai menghujat.

Maka, ada istilah fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Istilah itu menggambarkan besarnya dampak negatif fitnah. Banyak orang mencaci karena kita dituduh melakukan sesuatu yang tidak kita lakukan. Itu menyakitkan dan menjatuhkan harga diri. Agar kita terhindar dari fitnah dan kezaliman bacalah doa berikut.

رَبَّنَا لاَ تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Rabbanâ lâ taj‘alnâ fitnatal lil qaumidh dhâlimîn wa najjinâ birahmatika minal qaumil kâfirîn

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat-Mu dari (tipu daya) orang-orang kafir.”

Doa di atas diambil dari Surat Yunus ayat 85-86. Ayat sebelumnya menjelaskan para pengikut Nabi Musa yang sedikit merasa ketakutan. Karena Fir’aun kerap menfitnah dan menzalimi mereka. 

Ancaman-ancaman Fir’aun meresahkan orang-orang beriman. Firaun berhasil menekan rakyatnya untuk mengingkari kebenaran yang dibawa Nabi Musa. Di tengah kegelisahan yang dirasakan pengikutnya, Nabi Musa berkata kepada mereka, sebagaimana direkam dalam al-Qur’an.

وَقَالَ مُوسَىٰ يَا قَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ، فَقَالُوا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ، وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ 

Artinya: “Berkata Musa: ‘Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.’ Lalu mereka berkata: ‘Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim’.” (QS Yunus: 84-86)

Tawakal adalah tuntunan iman. Ketika kita sudah beriman kepada Allah maka kita harus menyerahkan semua persoalannya kepada-Nya. Dalam beragama kita harus memiliki tiga fondasi, yakni iman, islam, dan ihsan. Maka sikap tawakkal adalah buah dari itu semua.

Nabi Musa juga memohon agar diselamatkan dari tipu daya orang kafir dengan rahmat Allah. Kita juga harus selalu mengharapkan rahmat dari Allah dalam menggapai kehidupan di dunia dan akhirat. Dalam satu hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dijelaskan bahwa Nabi pernah bersabda:

“Tidaklah amalannya yang memasukkan salah seorang dari kamu ke dalam surga, dan tidak pula ia menjauhinya dari neraka; demikian juga dengan aku (Nabi Muhammad) kecuali rahmat dari Allah.”

Banyak cara untuk meraih rahmat Allah. Berdoa dengan memohon rahman dan rahim-Nya adalah cara yang paling mudah. Kita bisa mengikuti metode Nabi Musa dalam menghindarkan diri dari fitnah dengan membaca doa ini.

Kekhawatiran pengikut Nabi Musa atas perbuatan zalim yang gencar dilakukan Fir’aun. Nabi Musa mengikis kekhawatiran itu. Kunci ketenangan adalah tawakal. Setelah memaksimalkan usaha maka menyerahkan semuanya kepada Allah ﷻ.

KH Muhamad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah menjelaskan, penggalan doa itu dinilai melebihi permohonan sebelumnya. Itu menunjukkan anugerah keselamatan dari keburukan akidah dan akhlak orang-orang kafir yang dapat mempengaruhi kaum beriman lebih tinggi kedudukannya daripada keselamatan dari siksa dan gangguan mereka.

Bagi Quraish Shihab, ayat ini menjelaskan pentingnya menjauh dari segala macam sumber kejahatan. Doa ini juga sebagai permohonan dibebaskan dari kelemahan dan kehinaan. Wallahu a’lam. (Suhendra)