Alissa Abdurrahman: Gus Dur Tak Pernah Harapkan Kemewahan
NU Online · Sabtu, 1 Januari 2011 | 07:17 WIB
Puteri sulung Pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Alissa Qortrunnada Munawarah yang akrab disapa Mbak Lissa menyatakan sangat berterima kasih kepada ratusan pengungsi lahar dingin Merapi yang mau dan ikhlas mendoakan alharhum ayahnya. Alissa juga memompa semangat ratusan pengungsi untuk tetap bersabar dan berusaha untuk bangkit kembali paska bencana lahar dingin Merapi.
"Seperti ayah saya yang tidak takut dengan kesusahan. Dia hadapi dengan gagah berani. Ayah saya itu mboten nate rewel (ayah saya tidak pernah rbut-red). Apapun yang dia hadapi selalu didahar (dimakan-red). Tidak pernah harapkan kemewahan malah keterbatasan, bencana dan musibah dijadikan sebagai penambah semangat untuk orang yang sedang diuji," cerita Alissa.
gt;
Demikian dinyatakan Alissa dalam acara haul setahun Gus Dur bertajuk “Satu Tahun Gus Dur dan Peringatan Tahun Baru 2011 Bersama Pengungsi” itu dibuka dengan berbagai hiburan seperti; seni tari Warokan dari Kelompok Tari Siswo Budoyo, Pakis, Magelang; Tari Buto Ijo Kelompok Kudo Prasojo, Kajoran, Magelang; Tari Laras Madyo dari Borobudur, Magelang.
Usai saresehan, acara malam tahun baru yang disuguhi denga tujuh gerobak angkringan gratis kepada ratusan pengungsi itu ditutup dengan pembacaan doa oleh KH Mansyur Hadiq alias Gus Mansyur Pimpinan Ponpes Usuluddin Salam, Magelang dan pagelaran wayang kulit oleh dalang Riyanto dari Pepadi Kota Magelang.
Kemudian dilanjutkan dengan saresehan tokoh lintas agama, pemasangan karangan bunga di depan foto Gus Dur lalu merajut bendera merah putih berukuran 10 X 7 meter. Acara ini juga dihadiri oleh Pendeta Indrianto dari GKJ Jogjakarta (Kristen), Bante Jody Sujianto dari Majelis Agama Budha (Budha), Kepala Gereja Paroki Santa Maria Louurdes Desa Sumber, Kecamatan Dukun Romo Kirjito(Katolik).
Salah seorang penceramah, Amin Hamid menyatakan, Gus Dur adalah sosok yang bisa merasakan penderitaan orang lain, contohnya saat melihat pekerja seks di Pantura denganya Gus Dur meneteskan air mata.
"Dia lihat wanita-wanita di lokalisasi sepanjang jalan pantura yang rela menjual diri untuk kebutuhan hidup langsung meneteskan air mata," kenang Amin Hamid.
Gus Dur, tegas Amin Hamid merupakan seorang tokoh yang sedikit bicara namun mempunyai banyak makna dan sampai-sampai sulit untuk diterjemahkan oleh orang-orang biasa.
“Perkoro sing angel ngomonge gampang. Nek kulo walikane perkoro gampang angel ngomonge (Masalah yang sulit dibicarakan dia dengan mudah. Tetapi saya kebalikanya-red)," Amin Hamid. (min)
Terpopuler
1
Aliansi Masyarakat Pati Bersatu Tetap Gelar Aksi, Tuntut Mundur Bupati Sudewo
2
Obat bagi Jiwa yang Kesepian
3
Harlah Ke-81 Gus Mus, Ketua PBNU: Sosok Guru Bangsa yang Meneladankan
4
RMINU Jakarta Komitmen Bentuk Kader Antitawuran dengan Penguatan Karakter
5
Innalillahi, A'wan Syuriyah PWNU Jabar KH Awan Sanusi Wafat
6
Pesantren Jawaban Kebutuhan Pendidikan Karakter dalam Dinamika Kota Global
Terkini
Lihat Semua