Jakarta, NU.Online
Bush menyampaikan klaim uranium dalam pidato kenegaraannya, kalangan Partai Demokrat meminta agar dilakukan penyelidikan penuh terhadap penggunaan intelijen oleh pemerintah Amerika Serikat, setelah Gedung Putih mengakui bahwa klaim mereka tentang senjata Irak, tidak benar.
Pada hari Selasa, Gedung Putih mengakui tuduhan bahwa Irak mencoba membeli uranium dari Nigeria, sebuah negara di Afrika, didasarkan pada dokumen palsu. Seorang pejabat CIA mengatakan seperti dikutip BBC bahwa seorang mantan diplomat Amerika sudah menyimpulkan bahwa klaim itu palsu pada bulan Maret 2002 --dan bahwa informasi ini diteruskan ke Gedung Putih jauh sebelum Persiden Bush menyebutkan itu dalam pidato kenegaraannya tahun ini.
<>Pengamatan terbatas terhadap bahan-bahan intelijen mengenai Irak yang tersedia menjelang penyerbuan, saat ini sedang berlangsung di kedua kamar Kongres, tetapi para anggota senior Demokrat meminta penyelidikan yang lebih luas menyusul pengakuan Gedung Putih.
Penyimpangan Presiden Bush itu...tidak bisa hanya dikatakan sebagai kegagalan intelijen Dick Gephardt, calon presiden Demokrat, "Ini harus menjadi bahan pengamatan yang gati-hati...berkaitan dengan apa yang diketahui (Presiden Bush), tindakan apa yang diambil, pernyataan mana yang benar dan mana yang salah," kata pemimpin minoritas Senat, Tom Daschle, hari Selasa.
Carl Levin, anggota senior Demorkat di Komisi Angkatan Bersenjata Senat, mengatakan pengakuan itu memperkuat "betapa pentingnya penyelidikan terhadap mengapa informasi palsu mengenai penjualan uranium itu tidak sampai ke tangan pembuat kebijakan pada tahun 2002".
Anggota senior Demokrat di Komisi Intelijen Senat, John D Rockefeller, mengatakan dia tidak heran Gedung Putih terpaksa mengakui tuduhan uranium itu palsu. "Seluruh dunia tahu itu merupakan penipuan," katanya, sambil menambahkan komisinya harus memastikan bagaimana laporan itu bisa masuk ke dalam pidato kenegaraan.
Anggota Kongres, Dick Gephardt --yang berusaha menjadi calon Demokrat untuk pemilihan presiden 2004-- juga meminta penyelidikan yang lebih luas. "Penyimpangan faktual Presiden Bush dalam pidato kenegaraannya tidak bisa hanya dianggap sebagai kegagalan intelijen," katanya.
Namun demikian, pihak Republik mempertahankan keputusan Gedung Putih untuk mengakui kesalahan dalam tuduhan uranium itu.
Senator Rick Santorum memuji pemerintah atas kejujurannya. "Saya kira mereka mendapatkan informasi terbaik menurut mereka," katanya kepada para wartawan. "Kemudian informasi tersebut, setidaknya menurut satu laporan, terbukti tidak benar. Presiden maju ke depan dan mengatakan begitu."
Pemimpin mayoritas Dewan Perwakilan, Tom DeLay, juga membela Bush, dengan mengatakan "memang mudah menunjuk kesalahan kecil di sana sini" tetapi alasan menyerang Irak "secara moral kuat".
Dalam pidato kunci di depan Kongres pada bulan Januari, Presiden mengatakan : "Pemerintah Inggris mengetahui bahwa Saddam Hussein akhir-akhir ini mencoba mendapat uranium dalam jumlah besar dari Afrika."
Klaim yang didasarkan pada intelijen Inggris itu, yang menyatakan bahwa Irak berusaha mendapatkan uranium dari Niger sebagai bagian dari upayanya untuk membuat senjata nuklir, juga disebutkan oleh perdana menteri Inggris, Tony Blair.
Tetapi dokumen yang menuduh ada transaksi berlangsung, diketahui kemudian palsu sama sekali. Blair sendiri mendapat serangan dari para anggota parlemen Inggris mengenai kredibilitas bukti-bukti yang dijadikan dasar untuk menyerang Irak. (BBC/AFP/Cih)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
2
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
3
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
4
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
5
Khutbah Jumat: Menolong Sesama di Tengah Bencana
6
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
Terkini
Lihat Semua