Warta

Hasyim: NU Ibarat Pendorong Mobil Mogok yang Ditinggalkan

NU Online  ·  Jumat, 29 Februari 2008 | 08:39 WIB

Semarang, NU Online
‘Nasib’ Nahdlatul Ulama (NU) tak sebaik kiprah dan peran yang diberikannya pada bangsa Indonesia. Menurut Ketua Umum Pengurus Besar NU, KH Hasyim Muzadi, hal itu ibarat orang yang mendorong mobil mogok, kemudian ditinggalkan setelah mobilnya dapat berjalan lagi.

“Mestinya ketika mobil itu bisa berjalan, orang yang mendorong itu juga ikut menaiki mobil tersebut. Namun, nyatanya orang tersebut ditinggalkan. Dalam persoalan ini, mobilnya atau orangnya yang bodoh? Pemerintah atau NU-nya yang tidak paham? ” ungkap Hasyim.<>

Hasyim mengungkapkan hal itu kepada wartawan usai berceramah pada peringatan Harlah ke-82 NU di Pondok Pesantren Bustanul Usyaqil Quran, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Kamis (28/2) kemarin.

Ia memprihatinkan kondisi warga NU yang selama ini banyak dimanfaatkan oleh kelompok tertentu demi kepentingan politik praktis. Hajatan pemilihan kepala daerah (pilkada) yang marak belakangan ini, katanya, merupakan contoh paling nyata.

”Selama ini NU telah banyak dimanfaatkan, tetapi kemudian ditinggalkan setelah maksudnya tercapai,” katanya.

Jika hal tersebut tidak segera ditangani, maka, NU akan semakin mudah dimanfaatkan dan dipermainkan, baik secara politik, akidah maupun moral. Karena itu, pembenahan dan penataan organisasi harus segera dilakukan demi menumbuhkan kemandirian organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia itu.

Kemandirian NU di segala bidang, terangnya, bisa diwujudkan bila NU memiliki ‘tiang pancang’ kuat. Tiang pancang itu ada di banyak bidang, di antaranya ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. “Meski sulit, tetapi ini bisa diwujudkan kalau sungguh-sungguh,” pungkasnya.

Acara peringatan harlah itu juga dihadiri Ketua Pengurus Wilayah NU Jateng KH Muhammad Adnan, Wakil Bupati Semarang Siti Ambar Fathonah, dan sejumlah kiai jajaran Mustasyar Pengurus Cabang NU se-Jawa Tengah. (man/gpa/rif)