Instrumen keuangan syariah Indonesia sangat berpotensi untuk terus berkembang. Pangsa pasar obligasi syariah atau sukuk serta reksadana yang saat ini masih di bawah lima persen menjadi peluang untuk terus tumbuh.
Direktur Recapital Asset Management, Nuryana Hidayat, mengatakan dana kelolaan reksadana secara kseluruhan saat ini sekitar Rp 121 triliun, namun dana kelolaan rekasadana syariah baru sekitar tiga persennya atau Rp 3,6 triliun. Sementara untuk penerbitan sukuk di Indonesia saat ini baru mencapai pangsa pasar empat persen dari total penerbitan obligasi di Indonesia.
>
''Namun jangan dibilang reksadana tidak kompetitif karena kapitalisasinya juga masih terbatas,'' kata Nuryana dalam sosialisasi 'Sukuk Negara Goes to Campus' di Universitas Trisakti, Jakarta, Jum'at (7/5).
Namun, ia menambahkan, dengan pangsa pasar itu potensi pertumbuhan instrument keuangan syariah masih tinggi dan prospek pengembangan masih terbuka dengan adanya variasi produk.
''Permintaan juga cukup tinggi karena ternyata yang membeli sukuk sebesar 70 persennya adalah investor konvensional dan mereka terus mencari investasi,'' ungkapnya seperti dilansir Republika Online.
Di sisi lain, tambah dia, infrastruktur penerbitan sukuk juga telah memadai dan instrumen keuangan syariah tetap bertahan di tengah krisis karena nilainya yang masih kecil. ''Hambatannya adalah investor cenderung ingin fixed return dan juga masih terbatasnya profesional di pasar modal syariah,'' jelas Nuryana. (ful)
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua