Warta HAUL GUS DUR DI CIGANJUR

Meski Sakit, Masih Ucapkan ‘Selamat Natal’

Jum, 31 Desember 2010 | 04:03 WIB

Jakarta, NU Online
Seminggu menemani sang bapak menjelang wafatnya tentu merupakan saat-saat paling mengesankan bagi seorang anak dan keluarganya. Terlebih bagi keluarga mantan Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Karena itu putri terakhir Gus Dur ,Inayah Wahid mencatat apa saja yang terjadi menjelang wafatnya sang bapak sejak 24-30 Desember 2009 itu di RSCM.

Inayah melihat meski kondisi Gus Dur terus mengkhawatirkan ketika itu, namun begitu teman-temannya dari Kristiani datang menjenguknya, bapak masih mengucapkan ‘Selamat Natal’. “Ucapan itu persis pada tanggal 25 Desember,”tutur Inayah dalam sambutan atas nama keluarga pada haul Gus Dur di Ciganjur, Kamis (30/12) malam.&<>lt;br />
Hadir antara lain Ketua MK Mahfudz MD, Wakil Ketua MPR RI M. Lukman Hakim Saifuddin, KH. Aziz Masyhuri, Akbar Tanjung, Rizal Ramli, Jaya Suprana, Gus Yusuf Khudori, jajaran pengurus PBNU dan ribuan umat Islam yang mengikuti pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Dr H A Husnul Hakim dari Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta.

Menurut Inayah, dalam detik-detik wafatnya Gus Dur itu, ada seseorang yang selama ini ‘menyakiti ‘ bapak mau menjenguknya, tapi kami sekeluarga menolak. “Sampai kami berkali-kali menyatakan tidak boleh masuk ruangan. Bapak pun akhirnya mendengar, dan menanyakan siapa yang datang? Akhirnya bapak mempersilakan orang itu masuk,”cerita Inayah sedih.

Anehnya, orang itu seperti tanpa dosa, padahal selama ini menganggap bapak seperti tidak ada bahkan disakitinya. Tapi, Inayah tidak menyebut siapa orang dimaksud.

Selain itu Inayah meyakinkan jika banyak orang bertanya tentang dirinya apa benar anaknya Gus Dur, “Bahwa saya adalah benar anaknya Gus Dur. Setidaknya begitulah pengakuan bapak. Saya yang tidak tahu politik dan hanya bisa membuat puisi untuk bapak dan sudah saya bacakan pada Muktamar III PKB Gus Dur,”ujarnya yang disambut tawa ribuan hadirin itu.

Juga ada orang bilang untuk apa acara haul? Mereka menilai Gus Dur sudah lebih bahagia dan tenang di alam sana, sehingga haul ini tidak ada manfaatnya?

“Saya tegaskan bahwa haul ini untuk yang masih hidup. Untuk mengenang jasa-jasa perjuangan Gus Dur yang tidak mengenal menyerah dan tanpa takut pada siapapun. Dan, kami siap melanjutkan perjuangan bapak. Dari pada membicarakan pemerintah yang sibuk untuk mencari keuntungannya sendiri,”tutup Inayah dengan senyum.(amf)