Warta

Odi, Kader Pertama dari Luar Jawa Pimpin PMII

NU Online  ·  Senin, 24 Maret 2008 | 13:13 WIB

Batam, NU Online
Muhammad Rodli Kaelani, kader pertama yang berasal dar luar Jawa, memimpin Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Odi—begitu panggilan akrabnya—kader yang dijagokan Pengurus Cabang (PC) PMII Manado, Sulawesi Utara, itu, terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar PMII periode 2008-2010.

Ia mengungguli sejumlah pesaingnya dalam pemilihan di Kongres ke-16 PMII di Asrama Haji Batam, Kepulauan Riau, Senin (24/3). Odi mengumpulkan 91 suara dari total 202 suara. Sementara, dua pesaing terkuatnya, Abdul Hakam (Purwokerto) mendapat 63 suara dan Dwi Satya Nugraha (Yogyakarta) mendapat 47 suara.<>

Keberhasilannya mengumpulkan suara sebanyak itu tak lepas dari bergabungnya Hasanuddin Wahid (Malang) kepadanya. Selain itu, dukungannya juga didapat dari koalisi besar dengan sejumlah kandidat yang gagal melenggang ke pemilihan putaran kedua: Muhammad Afifuddin, Mahbub Zaki dan Munir.

Hal yang cukup mengagetkan peserta, adalah mundurnya Hasanuddin Wahid dari pencalonan, meski ia sebenarnya lolos ke putaran kedua dengan 28 suara. Posisi Odi pun menjadi semakin kuat karena semua suara Hasanuddin Wahid dilimpahkan semua kepadanya.

Ketua Umum  Pengurus Koordinator Cabang PMII Jawa Timur, Badrut Tamam, menyebut kemenangan Odi tersebut sebagai kemenangan peserta kongres. Odi menang karena pada putaran kedua mendapat dukungan cukup merata dari semua daerah.

Kemenangan Odi disambut suka cita para pendukungnya yang sebagian besar berasal dari luar Jawa. Lantunan shalawat Nabi dari para peserta kongres pun mengiringi kemenangannyai. Odi sempat sujud syukur setelah suaranya benar-benar tak akan dikejar calon lain.

Odi juga mencatat sejarah baru dalam PMII. Ia menjadi kader pertama dari luar jawa yang berhasil menjadi Ketua Umum PB PMII. Sebelumnya, sejak didirikan, PMII selalu dipimpin kader dari pulau Jawa.

PB PMII pernah dipimpin Mahbub Junaidi, M Zamroni, Abduh Paddare, Ahmad Bagdja, Muhyiddin Arubusman, Ikbal Assegaf, Ali Masykur Musa, Muhaimin Iskandar, Syaiful Bahri, Nusron Wahid, A Malik Haramain dan Hery Haryanto Azumi. (rif)