Warta

PERGUNU Dukung Perbaikan RUU Sisdiknas

Sel, 13 Mei 2003 | 08:26 WIB

Jakarta, NU.Online
Persatuan Guru Nahdlatul 'Ulama (Pergunu)  yang mewadahi tenaga pendidik dan para guru Nahdlatul Ulama secara tegas mendukung perbaikan Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas) sebelum disahkan menjadi UU. Sebelumnya, dalam sosialisasi RUU Sisdiknas, Sabtu pekan lalu, di Surabaya, sejumlah peserta memilih walk out.

Dalam siaran pers yang ditandatangani Ketua Umum Drs, H.Kusnan A dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Djumransjah Indar menegaskan, perombakan RUU Sisdiknas perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya disintegrasi antar-umat beragama. Khususnya Pasal 13.1.a yang berbunyi, mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.

<>

Menurut PP Pergunu, pasal yang direspons pro dan kontra tersebut tidak berarti apa pun bagi yang mempertahankan karena tidak ada sanksi hukum bagi pelanggar. Selain itu, bila hal tersebut diterapkan, justru merupakan sikap campur tangan pemerintah yang teramat kuat terhadap lembaga pendidikan. Pasal ini pun dinilai tidak ada dasar hukumnya.


"Kami mendukung dihapuskannya pasal ini karena berisiko tinggi terhadap kehidupan berbangsa," ungkap Kusnan, Senin (12/5).Selain itu, Pergunu juga mengkritisi Bab XX yang tidak menggambarkan pasal yang menyatakan pidana bagi pelanggar UU, selain Pasal 68-72. "Perlu dicantumkan ketentuan pidananya secara jelas," kata dia.


Pimpinan Pusat PERGANU yang berkantor di Malang ini menambahkan, apabila persoalan ini dipaksakan di lembaga pendidikan, maka untuk mengajarkan agama yang bukan menjadi misi mereka adalah suatu sikap berlebihan pemerintah terhadap dunia pendidikan. “Itu yang menjadi alasan bagi kami untuk mengusulkan agar pasal tersebut dihapus demi intergrasi bangsa,” lanjutnya. Bahkan untuk memperjuangkan masalah ini, PERGUNU juga telah melakukan serangkaian dialog dengan kalangan PBNU, Majelis Ulama Indonesia (MUI),  Ketua-ketua fraksi partai Islam di DPR dan Muhammadiyah. “Kita sudah bertemu dengan banyak kalangan Islam dan dewan tentang pemikiran kami ini umumnya mereka menyambut dengan serius,” ungkapnya. (dm/kol/cih).