Warta

Sekali Lagi, Bagi NU Ideologi Pancasila Sudah Final

Kam, 11 Juni 2009 | 05:07 WIB

Klaten, NU Online
Pancasila sebagai ideologi bangsa yang sudah final bagi warga NU ditegaskan kembali oleh para ulama NU dalam Majma’ al-Buhuts an-Nahdliyah atau forum kajian ke-NU-an di Pondok Pesantren Al Manshur, Popongan, Tegalgondo, Wonosari, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (10/6) kemarin.

Beberapa kiai NU hadir dalam forum ini antara lain pengasuh Pesantren Roudlotut Thalibin Rembang KH Musthofa Bisri (Gus Mus), pengasuh Pesantren Al Anwar Sarang Rembang KH Maemun Zubair, tuan rumah pengasuh Pesantren Al-Mansur Klaten KH Salman Dahlawi, pengasuh pesantren Al-Hikmah Brebes KH Masruri Mughni, dan lebih dari 100 kiai dari berbagai pondok pesantren di Jawa dan luar Jawa.<>

Majma’ al-Buhust an-Nahdliyah kali ini membincang buku ”Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa” karya As’ad Sa’id Ali yang juga hadir dalam forum ini. Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga yang juga ketua pengurus wilayah Lakpesdam NU Jawa Timur, Kacung Marijan, juga diundang khusus untuk berbicara dalam forum ini.

Acara dibuka oleh Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Masruri Mughni. Bedah buku menampilkan panelis Kacung Marijan, KH Maemun Zubaer, KH A Mustofa Bisri, dan As’ad Said dengan moderator KH A Muadz Thohir.

Menurut Kacung Marijan, ideologi Pancasila memang sudah final bagi warga NU. Dikatakannya, pada masa kepemimpinan presiden Soeharto, NU menerima penerapan asas tunggal Pancasila.

”Bagi NU, Pancasila menjadi instrumen penting untuk menyambungkan masyarakat Indonesia yang terbelah,” katanya dalam forum itu.

Majma’ al-Buhuts an-Nahdliyah di Pesantren Al Manshur Klaten itu diringkai dengan acara peluncuran kembali buku Negara Pancasila dan penyerahan secara simbolik kepada Gus Mus, KH Maemun Zubair dan KH Salman Dahlawi yang juga Mursyid Thariqah Naqsyabandiyyah Khalidiyyah.

Dalam buku itu As’ad mengutip ”Deklarasi Hubungan Pancasila dan Islam” yang dirumuskan oleh para ulama NU pada 21 Desember 1983 di Situbondo Jawa Timur. Deklarasi itu merupakan penjelasan mengenai sikap NU terhadap ideologi Pancasila.

”Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan dari upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syariat agamanya,” demikian salah satu butir deklarasi itu.

Menurut KH Dian Nafi, salah seorang pengasuh Pesantren Al Manshur, penghargaan perlu dihaturkan untuk para pendiri NU yang mengarahkan warga NU menjadi warga negara yang terhormat, yakni warga yang selalu membela kedaulatan NKRI dan mendudukkan Pancasila secara proporsional.

Namun demikian, ditambahkannya, pada saat ini muncul pemikiran keagamaan yang mempertimbangkan kembali NKRI dan Pancasila. ”Maka para ulama NU memang selayaknya memberikan penegasan kembali mengenai keputusan NU tentang Pancasila dan NKRI,” katanya. (sam/nam)