Warta

Sistem Ekonomi Bung Hatta Cocok dengan Kondisi Saat Ini

Rab, 13 Agustus 2008 | 03:25 WIB

Jakarta, NU Online
Sistem Ekonomi yang diusung oleh proklamator Indonesia Muhammad Hatta masih cocok dengan kondisi saat ini bahkan bisa menjawab kesejahteraan bagi rakyat kecil.

Hal tersebut diungkapkan oleh Anwar Abbas, pengarang buku "Bung Hatta dan Ekonomi Islam, Pergulatan Menangkap Makna Keadilan dan Kesejahteraan" dalam peluncuran buku tersebut di Jakarta, Selasa.<>

Anwar melihat sistem perekonomian global dan Indonesia belum dan semakin tidak berpihak kepada rakyat miskin.

"Stiglitz (pemenang nobel Joseph E Stiglitz) mengatakan sistem ekonomi hari ini kurang berpihak kepada rakyat miskin karena itu perlu sistem ekonomi alternatif," kata Dosen Ekonomi Islam Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) SyarifHidayatullah Jakarta itu.

Anwar mengatakan sistem ekonomi yang diusung Bung Hatta bisa menjawab hal itu. "Bagaimana pemerintah mempunyai komitmen menyelenggarakan ekonomi berkeadilan dan bisa menyejahterakan rakyat. Saya lihat pemerintah udah berusaha tapi tidakmaksimal," katanya.

Anwar melihat apabila pemerintah benar-benar menerapkan sistem perekonomian seperti pada Pasal 27, Pasal 33 dan Pasal 34 UUD 1945 maka kesejahteraan rakyat bisa tercapai.

"Fenomena perekonomian saat ini egoistik dan individualistik sehingga keragaman, kebersamaan dan persatuan tidak tercapai," kata Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.

Pemikiran ekonomi Hatta secara substansial dapat dinilai sejalan atau paralel dengan konsep Islam terutama dilihat dari sisi falsafah, tujuan nilai-nilai dasar dan nilai instrumentalnya.

Oleh karena itu pemikiran ekonomi Hatta bisa dilihat sebagai salah satu bagian dalam pemikiran ekonomi Islam.

Anwar mengatakan disertasinya tersebut memperkuat kesimpulan dari Nurcholish Majid dan Sri Edi Swasono yang melihat sosok Bung Hatta sebagai sosok yang religius.

"Sehingga kedua tokoh ini mempertanyakan kesimpula yang menyatakan bahwa Hatta adalah seorang nasionalisme atau muslim sekuler seperti dikemukakan TH Sumartana dan Ricklets dan Endang Saifuddin," kata Anwar.

Anwar mengatakan bahwa Sri Edi Swasono mengungkapkan pemikiran ekonomi yang dikembangkan Hatta terkait pada tauhid keislaman yang berdasar hakekat kehidupan bangsa ataupun manusia.

"Hatta melihat bahwa alam semesta termasuk harta kekayaan milik Allah oleh karena itu ekonomi harus menjunjung nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan dengan mengaplikasikan.(ant)