Daerah

3 Tradisi Masyarakat Lombok NTB Menyambut Ramadhan

Ahad, 10 Maret 2024 | 09:00 WIB

3 Tradisi Masyarakat Lombok NTB Menyambut Ramadhan

Masyarakat di Lombok Nusa Tenggara Barat mengadakan kegiatan bersih-bersih menyambut datangnya Ramadhan (Foto: dok Hasan Basri)

Jakarta, NU Online
Tidak lama lagi umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah. Berbagai persiapan hingga tradisi dilakukan umat Muslim di Indonesia. Di Lombok, Nusa Tenggara Barat misalnya, terdapat tiga tradisi jelang Ramadhan yaitu bebersinan, penampahan, dan ruwah atau besedeka.

 

Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Yogyakarta, Hasan Basri, yang juga warga asli Lombok menjelaskan bahwa masyarakat Lombok, khususnya suku Sasak masih melakukan tiga tradisi tersebut.

 

"Ada tiga tradisi masyarakat Sasak di Pulau Lombok ketika menyambut bulan suci Ramadhan. Salah satunya bebersinan atau pembersihan yang artinya membersihkan atau mensucikan diri sebelum memasuki bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri,” jelasnya kepada NU Online, Jumat (8/3/2024).

 

Penampahan yang berasal dari kata tampah. Kata tampah artinya menyembelih. Masyarakat bersama-sama menyembelih hewan, seperti ayam, kambing atau sapi. 

 

"Tampah dilakukan pada setiap akhir Sya’ban, tepatnya satu hari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Hewan yang disembelih disiapkan untuk dihidangkan pada acara ruwah," kata Hasan.

 

Ruwah atau besedeka berasal dari kata sedekah, menghidangkan nampan yang berisi makanan pokok. Ruwah atau besedeka biasa dilakukan secara kolektif, satu kampung, masjid, atau masing-masing keluarga di rumah.

 

"Jumlah undangan ditentukan dengan jumlah nampan yang dihidangkan. Satu nampan disiapkan untuk empat orang. Biasanya minimal orang ruwah, lima sampai sepuluh nampan dengan mengundang tetangga atau keluarga terdekat yang akan dipimpin oleh seorang  tuan guru, ustadz atau penghulu setempat," jelasnya.


Di masa lalu, ada tradisi bebersinan yang dilakukan dengan mandi sunnah diniatkan untuk membersihkan diri sebelum masuk bulan suci Ramadhan.

 

"Bebersinan dulu mandi yang dilakukan di sumber-sumber air alami, seperti pantai, air terjun atau sumber air yang memilik debit air besar. Selain itu ada juga kebiasaan melakukan ziarah kubur ke makam orang tua, makam para leluhur, serta ke makam para guru, para tuan guru atau kiai," ungkapnya.