Daerah

Lampung Gelar Silaturahim Daerah Bu Nyai Nusantara Pertama

Jum, 2 Agustus 2019 | 16:55 WIB

Lampung Tengah, NU Online
Rabithah Maahid Al Islami Nahdlatul Ulama (RMINU) Lampung langsung bergerak menindaklanjuti hasil Silaturahmi Nasional Bu Nyai Nusantara yang telah dilaksanakan di Surabaya, Sabtu (13/7) lalu. RMINU menjadi yang pertama mengelar Silatda yang akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Nurul Qodiri, Lampung Tengah pada Sabtu (3/8).
 
Koordinator Bu Nyai Lampung Hj Malikah Saadah menyatakan bahwa sebanyak 200 bu nyai di Lampung sudah memastikan diri hadir pada kegiatan yang akan menjadi silaturahmi daerah perdana di Lampung.
 
"Bu nyai Lampung akan memperkuat hasil keputusan Silatnas di antaranya terkait masalah hijrah style, program Bu Nyai Ngaji Bu Nyai Ngayomi dan beberapa program hasil keputusan Silatnas," jelas Putri Rais Syuriyah PWNU Lampung, KH Muhsin Abdillah melalui sambungan telepon kepada NU Online, Jumat (2/8).
 
Ning Malikah, sapaan karibnya, berharap Silatda ini akan menjadi forum dan wadah untuk mencari solusi bersama atas kebutuhan umat, seperti menangkal gempuran paham radikal yang banyak menyasar masyarakat.
 
Seluruh potensi Bu Nyai di Lampung siap untuk dimaksimalkan guna mengahalau paham radikal yang saat ini sudah mulai menyerang anak-anak dan perempuan di Lampung. Upaya ini perlu komitmen bersama dari berbagai pihak di Bumi Ruwa Jurai ini.
 
Bu Nyai di Lampung siap untuk menebarkan pesan kesejukan dan keindahan Islam yang damai dan mengajarkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama. Sebagai sosok yang paling dekat dengan para anak-anak dan generasi muda, ibu-ibu harus menyadari perkembangan zaman saat ini khususnya terkait pendidikan.
 
"Ibu Wakil Gubernur sangat support (mendukung) maksimalisasi peran Bu Nyai yang direalisasikan dengan kegiatan ini. Semoga kegiatan ini akan menghasilkan yang terbaik dan mampu direalisasikan," harapnya.
 
Terkait hasil dari Silatnas yang akan dimatangkan dalam Silatda di Lampung adalah rekomendasi agar bu nyai harus turut serta mengisi ruang kajian keagamaan yang dibutuhkan masyarakat melalui berbagai platform yang disukai dan menjadi rujukan di masyarakat. Salah satunya dengan menyebarkan pengajian yang dipimpin bu nyai lewat media sosial.
 
Rekomendasi lain yakni memunculkan sosok atau tokoh dari kalangan pesantren khususnya bu nyai atau ning yang menjadi idola baru bagi kalangan generasi milenial. (Muhammad Faizin)