Nasional

Teroris dan Pengusung Khilafah, Mahfud MD: Biasanya Mereka Baru Belajar Agama

Jum, 9 Juni 2017 | 16:29 WIB

Jakarta, NU Online
Indonesia sebagai negara mayoritas berpenduduk Muslim terbesar di dunia mempunyai tantangan serius terkait dengan pemahaman keagamaan yang kerap memicu konflik, baik teror maupun penyebaran ideologi radikal.

Terkait dengan tantangan tersebut, salah seorang Anggota Pengarah Unit Kerja Presiden-Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Moh. Mahfud MD menilai bahwa penyerapan ajaran agama yang keliru memunculkan teror dan ideologi radikal.

Menurut Menteri Pertahanan era Presiden KH Abdurrahaman Wahid ini, orang yang sok meneror atas nama agama lalu bunuh diri agar masuk surga itu adalah mereka yang tidak mengerti agama.
 
“Sama dengan mereka yang ingin mengganti Pancasila dengan khilafah. Biasanya mereka baru belajar agama. Kalau diajak berdebat mereka tidak akan pernah menang,” ungkap Mahfud, Rabu (7/6) lalu di Jakarta.

Ia menambahkan, semua ulama mengatakan teroris itu sesat dan yang tidak mengatakan sesat kan terorisnya sendiri. Terorisme itu membuat kerusuhan dan membunuh orang secara masal di tempat-tempat umum.
 
“Itu dilarang oleh agama apapun,” tegas Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) ini.
Mahfud ingin mempertegas pertanyaannya bahwa teroris itu apa alasannya. Kalau orang mengatasnamakan agama Islam meneror karena merasa tidak mendapatkan keadilan di negeri ini, bukan hanya orang Islam.
 
“Semua (golongan, red), lantas masa mau jadi teroris semua,” ujar tukas Mahfud.

Dimintai keterangan soal dalih para teroris yang katanya memperjuangkan Isla, Mahfud menerangkan, hal itu harus diperangi oleh negara. Teman-temannya sendiri memang menaggap mereka itu pejuang. Kalau seperti itu, ya harus diperangi. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)