Semarang, NU Online
Lebih dari 1.400 santri TPQ di Kota Semarang telah mengikuti ujian bersama yang diadakan oleh Badan Koordinasi Taman Pendidikan Al-Qur'an (Badko TPQ) Kota Semarang.<>
Ujian yang diadakan selama bulan Oktober, berakhir Ahad (28/10) di SMA Muhammadiyah 3 Mrican, Candisari Semarang. Di tahap akhir ini, diikuti 430 santri dari empat kecamatan yang dikelompokkan dalam Rayon 4. Yakni Kecamatan Candisari, Pedurungan, Tembalang dan Genuk.
Sebelumnya, pada Ahad (7/10), Ujian Bersama di Rayon rayon 1 di SMP Al-Azhar Semarang Barat. Rayon 2 dilaksanakan hari Ahad (14/10) di MTs Al-Asror Gunungpati, Rayon 3 diadakan di MTsN Semarang Timur pada Ahad (21/10).
Ujian Bersama Santri TPQ ini merupakan program standarisasi lulusan TPQ yang nantinya diberi syahadah (ijazah) dalam wisuda bersama yang diadakan setahun satu atau dua kali.
Materi yang diujikan meliputi bacaan Al-Qur'an secara tartil, praktek wudhu, praktek sholat, dan hafalan surat-surat pendek Al-Qur'an. Juga tes hafalan doa-doa harian, dan tes tulis pengetahuan Dinul Islam. Bagi santri yang tidak lulus diberi kesempatan untuk mengulang ujian di periode berikutnya.
Hasil Cepat dengan Software Khusus
Ketua Panitia Ujian Bersama TPQ Kota Semarang Bahrul Fawaid menjelaskan, para peserta ujian tahun ini patut bergembira karena hasil ujian bisa diumumkan jauh lebih cepat dari sebelumnya.
Jika dulu para penguji harus bekerja berhari-hari siang malam hingga satu bulan baru bisa melaporkan hasil akhir ujian bersama, kini maksimal satu minggu sudah bisa menyebar pengumunan hasilnya. Itu karena Badko TPQ Kota Semarang memakai program komputer (software) khusus yang dibeli seharga Rp 2 juta untuk mengolah data hasil ujian ribuan santri peserta ujian.
“Sekarang para ustad dan santri TPQ patut bergembira. Kita semua senang karena hasil akhir ujian seluruh peserta bisa kami laporkan maksimal satu minggu. Padahal dulu satu bulan. Ini karena memakai software khusus,” ujarnya.
Tak hanya membeli program, panitia, kata Fawaid, juga menyerahkan pengolahan data ke pada pihak profesional secara borongan. Sehingga 35 ustad/ustadzah penguji hanya sibuk saat ujian berlangsung. Mereka cukup melaporkan skor penilaiannya kepada panitia, petugas yang dibayar akan mengolah datanya dengan standar kerja komputer. Hasilnya, bisa langsung dikirim ke TPQ yang mengirim santrinya ikut ujian bersama, dalam bentuk file maupun hard copy (kertas).
“Hasil ujian bisa kami kirim ke lembaga TPQ yang santrinya diikutkan ujian bersama secara cepat pula. Baik berupa file digital maupun copy kertas,” pungkas mahasiswa S3 IAIN Walisongo Semarang ini.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Muhammad Ichwan