Trenggalek, NU Online
Satu per satu tim pesantren peserta Liga Santri Nusantara Region Jawa Timur 1 harus pulang ke kampung halaman meninggalkan kota Kripik, Trenggalek, setelah mereka gagal mempertahankan posisi di babak 16 besar yang digelar Selasa sore (19/9).
Mereka yang harus pulang terlebih dahulu adalah kesebelasan Al Fattah Kikil Pacitan, Attarmasi Tremas Pacitan, Al Basmalah Madiun, Roudlotul Huda Magetan, Anharul Ulum Blitar, Mojosari Nganjuk, Raden Paku Trenggalek, dan Darussalam Kediri.
Namun demikian, pertandingan ini membawa kesan tersendiri bagi mereka. Setidaknya mereka sudah berusaha lebih maksimal mempertahankan performa permainan di tengah jadwal pertandingan yang cukup padat.
Jeda waktu Istirahat yang terbilang singkat menjadikan para pemain harus menghemat tenaga untuk bisa berlaga pada babak selanjutnya.
Dengan demikian, kini tinggal delapan tim yang akan berlaga pada babak 8 Besar LSN yang digelar Selasa pagi (20/9). Tim-tim yang bertahan adalah Darul Ulum Poncol Magetan, Sulaiman Trenggalek, MIA Tulungagung, Daruttaibin Tulungagung, Darul Huda Mayak Ponorogo, Darul Quran Ngawi, Al Basyariyah Madiun, dan Qomarul Hidayah Trenggalek.
Aroma persaingan sepertinya akan semakin panas. Sebab mereka akan unjuk stamina agar bisa memperoleh tiket menuju babak semi-final yang akan digelar sore harinya.
"Babak ini akan lebih seru, dan persaingannya lebih ketat. sebab ini merupakan penentuan nasib mereka di liga santri 2017," ujar koordinator Region Gus Toev kepada NU Online, Selasa malam (19/9) di gedung PCNU.
Pada babak 8 besar ini, seluruh tim siap bermain dengan prinsip fair play. Mereka siap untuk menang dan kalah.
Seperti diketahui, 32 tim pesantren asal Karesidenan Kediri dan Madiun ikut berpartisipasi dalam kompetisi Liga Santri Nusantara Region Jatim 1 yang digelar di Trenggalek. Pelaksanaan kompetisi dinilai lebih baik dari pelaksanaan pada tahun lalu.
"Alhamdulillah selama tiga hari berlangsungnya pertandingan, semua berjalan dengan lancar dan tertib. Para tim juga mengaku puas," ucap panitia Pelaksana, Khotamil Anam. (Zaenal Faizin/Abdullah Alawi)