Daerah

Abu Hasan, Seorang Tunanetra Penghafal Al-Qur’an

Rabu, 25 September 2013 | 20:15 WIB

Probolinggo, NU Online
Abu Hasan (37) mungkin hanya salah satu dari sekian tunanetra yang berhasil menghafalkan 30 juz Al-Qur'an. Lelaki dari Desa Watupanjang Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo menghafalkan Al-Qur’an seayat demi seayat sambil menekuni profesinya sebagai tukang pijat.<>

Sekalipun dirinya cacat buta mata, namun Abu Hasan akhirnya mampu menghafal Al-Qur’an dengan baik. Sementara dengan jasa dari hasil pijatannya, dia bisa hidup bersama orang tuanya, Arbuna (55) yang sudah lima tahun menjanda.

Bahkan Abu Hasan sering ditunjuk sebagai imam sholat di Masjid Jami’ Raudlatul Hasan di Desa Kalianan Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo. “Dalam menjadi imam shalat, Abu Hasan fashih membaca surat-surat isi ayat suci Al-Qur’an,” jelas Mahmud, salah satu jamaah ketika ditemui NU Online, Jum’at (20/9).

Setiap datang ke masjid, Abu Hasan, tidak per¬nah minta diantar dan mereka jalan kaki sendirian sejauh 500 meter. “Hanya dibantu dengan sebuah tongkat bambu kecil, dia bisa berjalan kaki ke masjid dan bisa mendata¬ngi rumah-rumah pasiennya,” terang Mahmud.

Abu Hasan, merupakan anak keempat dari Rasmad Arsadi dengan istrinya Arbuna. Sedangkan anaknya yang lain Mulyono (47), Hatijah (40) dan Abdullah (38) sudah berumah tangga dan tidak berkumpul dengan orang tuanya.

“Sekalipun Abu Hasan sudah buta, ia mampu menafkahi ibunya yang sudah menjada. Maklum, Abu Hasan, tidak mau menikah sebelum mampu membiayai nafkah orang tu¬anya,” ujar Mahmud.

Disela-sela kesibukan menjalani profesi sebagai tukang pijat, Abu Hasan selalu menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur’an. “Mungkin karena sudah sering mendengarkan orang mengaji dan selalu mencoba mengaji sendiri akhirnya menjadi terbiasa dan hafal dengan sendirinya,” ungkap Abu Hasan singkat.

Abu Hasan mengaku tidak mempunyai cara khusus untuk menghafal Al-Qur’an, hanya saja jika ada orang yang mengaji dirinya selalu menirukannya dan mengingatnya setelah sampai di rumahnya. “Intinya saya ingin membaca Al-Qur’an walaupun tidak bisa melihat. Mungkin karena tekad itulah akhirnya saya bisa hafal Al-Qur’an,” jelasnya. (Syamsul Akbar/Anam)


Terkait