Daerah

Alhamdulillah, Rumah Mang Ena Banser Tertua Tasikmalaya Selesai Dibangun

Kamis, 27 Oktober 2016 | 13:00 WIB

Tasikmalaya, NU Online
Setelah dipugar pada Ahad (22/10), Rumah Tajul Husna (87) atau akrab disapa "Mang Ena" selesai dibangun. Meski tidak bisa berdinding bata layaknya rumah biasa, Mang Ena sudah bisa menempati rumah tersebut.

Rumah yang lebih tepatnya disebut gubuk pun bertambah luas. Semula 3x4 meter, menjadi 4x5 meter karena ada tetangga sebelah yang mengikhlaskan tanahnya agar Mang Ena memiliki kamar mandi, lengkap dengan toilet di dalam rumah.

Dengan selesainya rumah tersebut, Mang Ena sudah bisa berlega hati. Pasalnya kalau tidur sudah tidak lagi kedinginan dan ketika akan ke toilet juga tidak perlu ke toilet tetangga. Kesimpulannya, anggota Banser tertua di Tasikmalaya itu sudah bisa tidur nyenyak dan layak.

Meski demikian, persoalan berikutnya soal biaya sehari-hari Mang Ena. Harus ada yang mengontrol kebutuhan makan minum dia karena sama sekali jarang terperhatikan.

Dan jajaran GP Ansor serta Banser Kota Tasikmalaya sudah mengantisipasi hal itu dengan memberikan nomor telepon ke tetangga Mang Ena jika persediaan makanan habis.

Ketua GP Ansor Kota Tasikmalaya, Ricky Assegaf mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu berdirinya rumah Mang Ena. Terutama kepada PW GP Ansor Jabar, PCNU Kota Tasikmalaya dan donatur. Sumbangan sangat bermanfaat sekali sehingga Rumah Mang Ena bisa direhabilitasi.

"Kami ucapkan terimakasih atas segala bantuannya. Semoga dilipatgandakan oleh Allah SWT," kata Ricky, Kamis (27/10).

Mang Ena merupakan anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) tertua yang masih hidup Kota Tasikmalaya. Lahir 6 Juni 1927, Mang Ena tinggal di sebuah gubuk lapuk di Kampung Leuwigeunta Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya Jawa Barat.

Seraga Banser pun masih tersimpan disela gantungan baju. Yang kalau ada acara NU atau Ansor, Mang Ena langsung mengenakan seragam tersebut yang dengan gagahnya pula berangkat naik sepeda ke tempat acara.

Sampai sekarang, Mang Ena lebih banyak menghabiskan waktu demi Banser dan Nahdlatul Ulama (NU). Ia berkeyakinan aktif di NU bakal selamat dunia akhirat. Sehingga dari keaktifan Mang Ena sejak usia 10 tahun itu, ia sudah mendapat piagam penghargaan Banser termuda pada 31 Januari 1937. (Nurjani/Fathoni)


Terkait