Jember, NU Online
Doa dan keinginan masyarakat Jember dan segenap civitas akademika IAIN Jember untuk menjadikan IAIN Jember menjadi UIN (Universitas Islam Negeri), tampaknya tak sia-sia. Ini menyusul respon yang bagus dari Kementerian Agama RI terhadap keingian tersebut.
Seolah berpacu dengan waktu, petinggi IAIN Jember terus mengebut pemenuhan persyaratan yang diperlukan untuk alih status tersebut. Bahkan sejak 3 tahun lalu, semua persyaratan itu telah dicicil.
Perkembangan terbaru, sejak 3 hari lalu, pimpinan IAIN Jember menghadiri rapat Koordinasi Penegerian PTKI (Perguruan Tinggi Keagamaan Islam) yang berubah bentuk dari IAIN menjadi UIN di Bogor. Di situ pimpinan IAIN Jember menyampaikan presentasi terkait perubahan bentuk IAIN Jember menuju UIN Jember.
“Kami membawa amanah warga Jember untuk mengantarkan IAIN Jember menjadi UIN. Semoga doa kita semua terkabul,” tutur Rektor IAIN Jember, H Babun Suharto kepada NU Online melalui sambungan telepon selular, Rabu (15/5).
Menurut H Babun, UIN adalah bentuk kelembagaan pendidikan (Islam) tertinggi di tanah air. Sehingga saat perubahan status itu terjadi, maka tentu adalah suatu kebanggaan bagi segenap warga Jember, bahkan masyarakat tapal kuda.
“Lembaga ini bukan hanya milik dosen dan rektor, tapi milik masyarakat semuanya. Karena masyarakat dan dukungan para kiai dan sebagainya, kami ada,” ucapnya.
Babun mengungkapkan, sejak pihaknya mencangkan alih satus itu, sejumlah kemajuan telah dicapai. Dari aspek keunggulan sumber daya manusia, IAIN Jember memiliki guru besar sebanyak 7 orang, dan puluhan dosen bergelar doktor.
Selain itu, pelbagai program telah kami jalankan dalam rangka akselarasi guru besar dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Antara lain adalah program GELARKU (gerakan lima ratus buku), Doktorisasi Dosen (dari 40 Dosen tahun 2014 menjadi 72 dosen bergelar doktor pada tahun 2018), post doktoral dalam rangka akselerasi guru besar dan kerjasama internasional.
“Kami sangat yakin, IAIN Jember bisa,” jelasnya.
Sedangkan dari sisi jumlah mahasiwa, juga lebih dari mencukupi (syarat) Saat ini, jumlah mahasiswa IAIN Jember mencapai lebih dari 17.500. Sedangkan jumlah yang dibutuhkan untuk peralihan statu itu adalah minimal 17.000 mahasiswa.
“Tahun 2020 nanti, kami menargetkan agar akreditasi institusi IAIN Jember memperoleh nilai A seiring dengan proses perubahan bentuk menjadi UIN Jember,” harapnya.
H Babun menekankan bahwa proses alih status tidak sekedar seremonial dan keinginan pragmatis, melainkan semakin kuat dan kokoh dalam penguatan tradisi akademik di kampus yang memiliki visi sebagai pusat pengembangan Islam Nusantara itu. Ia berharap, proses pembelajaran kedepan semakin berkualitas dengan program-program inovatif, budaya akademik yang tinggi dan memadai untuk akselerasi reputasi.
“Semoga berhasil. Sekali lagi, apa yang kami lakukan ini juga untuk mengakomodir keinginan masyarakat Jember, dan meneruskan amanah para kiai yang merintis pendirian IAID (Institut Agama Islam Djember) waktu itu, yang kemudian bermetamorfosa jadi IAIN sekarang,” pungkasnya. (Aryudi AR).