Grobogan, NU Online
Asesor Badan Akreditasi Nasional (BAN PT) melakukan visitasi ke Sekolah Tinggi Islam Sunniyyah Selo (STISS) Grobogan, Sabtu (2/3).
Kehadiran Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi H Arja Imroni didampingi petugas dari Diktis Kemenag RI dan Kopertais Wilayah X Jawa Tengah di kampus STISS disambut ribuan siswa Yayasan Sunniyyah Selo dan masyarakat setempat.
Ketua STISS Grobogan Hj Nunung Nuryati mengatakan, saat ini perguruan tinggi STISS telah mengajuan permohonan izin operasional satu jurusan dengan dua program study (prodi) yakni Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI).
Sebagaimana rilis yang diterima NU Online, Asesor BAN PT H Arja Imroni menuturkan, potret calon perguruan tinggi yang dituangkan dalam borang terkadang bagaikan tampilan foto yang indah hasil editan, sedangkan kenyataannya tidak sesuai dengan foto yang ditampilkan, sehingga diperlukan visitasi guna mencocokkan borang dengan data yang dimiliki.
“Setelah saya melihat secara langsung, saya menaruh harapan besar kepada STISS kalau nanti sudah mendapatkan izin operasional agar dimenej secara profesional dan pada tahun kedua harus sudah mengajukan permohonan akreditasi. Kalau saya lihat semangatnya yakin STISS mampu melakukan itu,” ujar Arja' Imroni mantan Sekretaris PWNU Jawa Tengah itu.
Pada saat asesor menanyakan kepada yayasan tentang seberapa peluang STISS dalam menerima mahasiswa?. Ketua Yayasan Sunniyyah Selo H Ahmad Niam Syukri mengatakan, dirinya sangat optimis karena modal dasar sudah dimiliki, di mana saat ini siswa MA Sunniyyah Selo berjumlah kurang lebih 1.000 siswa belum lagi ditambah keluaran MA/SMA di sekitar yang jumlahnya cukup besar.
“Begitu juga kalau dilihat dari animo masyarakat yang melihat menjadi guru adalah sesuatu yang menjanjikan. Saat ini di Grobogan kekurangan guru, jumlah kekurangannya besar, belum lagi kalau ditambah jumlah guru yang pensiun pada tahun ini dan tahun depan,” tutur Niam Syukri Masruri mantan Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah ini.
Menurutnya, kalau guru negeri DPK ditarik dari sekolah swasta dan harus mengajar di sekolah negeri, maka peluang sarjana pendidikan untuk berkiprah sebagai guru semakin besar (Red: Muiz)