Metro, NU Online
Perayaan hari perempuan internasional yang dirayakan 8 Maret, adalah kegiatan dunia yang merayakan pencapaian perempuan dari bidang politik, pendidikan, ekonomi hingga sosial.
Bersamaan dengan itu, Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri atau Kopri Pengurus Koordinator Cabang Provinsi Lampung bekerjasama dengan Kopri Cabang Metro menyelanggarakan kegiatan Bincang Sahabat dengan tema Memutus Mata Rantai Violence, Radicalism and Hate Speech.
“Kegiatan akan melibatkan seratus peserta yang merupakan anggota, kader, dan pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII dan korps PMII Puteri atau Kopri se-Lampung,” kata Ana Yunita Pratiwi, Kamis (22/3).
Indonesia dewasa ini dihadapkan pada persoalan kekerasan, radikalisme dan ujaran kebencian. “Radikalisme erat kaitannya dengan kekerasan dan ujaran kebencian yang merupakan ancaman terhadap ketahanan ideologi yang dapat mempengaruhi ketahanan nasional,” kata Ketua Kopri PKC Lampung tersebut.
Sikap intoleran, anti keberagamaan, dan lemahnya penghormatan atas hak kebebasan beragama dan berkeyakinan adalah wilayah hulu. “Yang kemudian akan bermuara pada wilayah hilir yaitu menguatnya tendensi kekerasan, radikalisme dan terorisme berlatar belakang agama,” urainya.
Dalam situasi ini, perempuan dan anak sangat rentan menjadi korban radikalime. “Perempuan paling merasakan eksklusi sosial, ketergantungan ekonomi pada jatah hidup, akses pendidikan yang susah, dan ketidakjelasan masa depan,” jelasnya. Paham radikal melegalkan penggunaan kekerasan serta menguatkan sekat kelompok berdasarkan agama maupun suku, sehingga mengancam keberagaman Indonesia, lanjutnya.
Bagi perempuan, paham radikal menjadi alat untuk mendomestifikasi perempuan serta melegitimasi kekerasan dan diskriminasi terhadap perempuan. “Wujud nyata menguatnya paham radikal Islam dalam kehidupan perempuan antara lain, maraknya kampanye poligami, cara berpakaian perempuan yang semakin mendekati masyarakat Arab, upaya pembatasan ruang gerak dan pikiran perempuan,” jelasnya.
“Karenanya Kopri menyelenggarakan diskusi pada Senin, (26/3) di Gedung PCNU Kota Metro, Lampung,” kata Mauizotul Hasanah.
Pada acara tersebut akan diundang beberapa narasumber, yakni Masruchah selaku Komisi Nasional (Komnas) Perempuan RI. Juga Enny Puji Lestari selaku akademisi IAIN Metro, Ana Yunita Pratiwi, serta Abdul Syukur yang juga Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Lampung.
“Kami berharap acara ini diadakan tidak hanya di tahun ini, tetapi juga tahun-tahun berikutnya,” kata ketua pelaksana sekaligus Ketua Kopri PC Metro ini. (M C Syahputra/Ibnu Nawawi)