Daerah

Bisnis Sukses dengan Teladani Sifat Rasulullah

Sabtu, 10 Februari 2007 | 04:19 WIB

Bandung, NU Online
Dalam memenangkan persaingan bisnis yang keras, dibutuhkan kepribadian matang dengan sifat dan karakter seperti yang dimiliki oleh Rasulullah seperti siddiq, tablligh fathonan, dan amanah. Kesukseannya dalam berdagang sebelum diangkat menjadi Rasul karena ia memiliki kepribadian seperti itu.

Demikian dikatankan Drs. H. Moch. Surjani Ichsan, MM., MBA dalam pengajian rutin atau lebih dikenal lailatul ijtima dengan tema “Strategi Pengelolaan Kualitas Dalam Persaingan Bisnis”. Acara ini diselenggarakan pada Jum’at malam 9 Februari di Aula Kantor PWNU Jawa Barat Bandung. Hadir dalam acara tersebut Wakil Syuriah PWNU Jawa Barat KH. Kholil Anwar dan Wakil Katib KH. Hasan Nuri.
 <>;
Menurutnya seorang yang mempunyai sifat shiddiq (integrity) akan menampilkan pribadi jujur dan benar, sehingga kebenaran dan kejujuran dalam suatu usaha akan menjadikan usaha tersebut menjadi maju. Bisnis juga harus membuang prinsip hanya mencari keuntungan yang gede saja, harus selalu disesuaikan dengan  logika dan rasional pemasaran apalagi tak peduli terhadap syari’ah. Bisnis yang baik dengan sifat shiddiq adalah bisnis yang memenuhi syari’at, harus jujur, adil dan mengenai keuntungannya jangan sampai merugikan pelanggan.
 
Karena mereka adalah bagian dari bisnis kita dan mereka bukan orang luar. Yang berarti mereka adalah orang yang penting dan pantas mendapatkan pelayanan yang baik sehingga mereka akan menjadi pelanggan yang tetap dan baik.
 
Tabligh (transparency) adalah wujud pribadi yang mampu berkomunikasi bisnis efektif, selalu mendengar omongan pelanggan dan bahasa komunikasinya bisa dimengerti oleh pelanggan. Mudah dihubungi dan juga mudah untuk dekat siapapun. Ramah tamah, selalu respek terhadap orang lain, mempunyai perimbangan yang bijak serta selalu bersahabat kepada setiap orang. Sifat tabligh dalam bisnis juga menuntut untuk selalu berusaha memahami keinginan pelanggan serta mengetahui kebutuhan pelanggan.
 
Amanah (accountability) adalah wujud pebisnis yang punya tanggung jawab tinggi dapat dipercaya dan tepat janji. Wajar kalau Nabis Saw. Mendapat gelar Al-Amin. Kejujurannya bukan hanya diakui oleh umat Islam tapi juga oleh orang kafir. Dalam hal yang kecil saja, seorang yang amanah dituntut untuk hadir lima belas menit bila melakukan perjanjian atau pertemuan. Seorang yang amanah juga akan memunculkan pribadi responsiveness (ketangganpan). Cepat tanggap terhadap aspirasi pelanggan dan rela membantu dalam melayani pelanggan. Pelayanannya harus benar, meyakinkan dan dapat dipercaya.
 
Kemudian sifat yang harus dimiliki oleh pembisnis adalah fathonah (competency). Seorang yang fathonah harus mempunyai wawasan (knowledge) yang luas mengenai bisnis Islami yakni mengetahui syariat market atau bisnis yang sesuai dengan syariat Islam. Jiwa yang fathonah menuntut untuk mempunyai skill atau keterampilan yang banyak. Jiwa yang fathonah menuntut juga menuntut agar mempunyai jiwa yang berkualitas. (udin/kontributor Bandung)


Terkait