Kudus, NU Online
Bimbingan Pasca Ujian Nasional (BPUN) yang diadakan pelajar NU Kudus dan yayasan Mata Air secara langsung memasukkan doktrin ke-NUan di pesantren Zainal Husain, Kudus. Selama sebulan penuh peserta sanlat ini belajar hidup berinteraksi selama sebulan penuh sejak 7 Mei hingga 8 Juni 2015.
<>
"Selain menghadirkan tutor materi pelajaran formal, kami sengaja menghadirkan pula tutor untuk motivasi dan menekankan paham ke-NUan kepada para peserta BPUN ini," kata Manajer Operasional BPUN Kudus Achmad Syaichuddin Wibowo, Selasa (2/6) malam.
Menurut Bowo, hal itu untuk mengantisipasi agar ketika sampai di perguruan tinggi para pelajar NU tidak ikut-ikutan dengan kelompok beda ideologi.
Ada pengenalan-pengenalan dengan para alumni BPUN yang telah berhasil masuk di universitas yang diinginkan, ada pelatihan usaha dari praktisi pengusaha muda yang sekaligus seorang kiai muda Kudus, ada doktrin Aswaja, ada pelatihan jurnalistik, dan yang lain. Semuanya untuk menambah wawasan para peserta BPUN. Untuk ideologi, mereka sengaja didoktrin, jangan sampai nanti masuk organisasi non-Aswaja, jelas Bowo.
Menurutnya, sering terjadi usaha perekrutan dari kelompok ideologi non-Aswaja kepada para mahasiswa baru dengan iming-iming yang cukup menggiurkan mereka semisal jaminan kos yang murah untuk mahasiswa dari luar daerah.
BPUN juga mengajarkan tentang kebersamaan di lokasi. Tidak jarang mereka memasak bersama untuk makan sehari-hari. Panitia juga menganjurkan para peserta supaya melakoni ibadah sunah, seperti berpuasa pada Senin dan Kamis.
"Kalau Senin dan Kamis kami dianjurkan puasa, dan kebanyakan kami memang puasa. Hanya sedikit yang tidak. Makan seadanya saja, tidak masalah. Kami di sini menginap selama sebulan, paling kalau bosan aku buka laptop terus baca soft file novel," ujar Lia Fadhliyah, perta BPUN alumni MA NU Banat.
Ia mengatakan ikut BPUN dengan tujuan masuk ke Universitas Negeri Yogyakarta. "Saya ingin masuk di jurusan Pendidikan Kimia," ujar pelajar asal Magelang. (Istahiyyah/Alhafiz K)