Daerah

Budaya Tepat Waktu Harus Dimulai dari Pendidikan

Sabtu, 20 Oktober 2012 | 11:32 WIB

Bandar Lampung, NU Online
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki kebiasaan tidak tepat waktu. Dampaknya pada etos kerja dan produktivitas masyarakat sangat jelas. Jika dibiarkan, sikap tersebut menjadi bagian dari budaya nasional.
<>
Menurut Ketua Pimpinan Wilayah Lembaga Pendidikan Maarif NU, Drs. Suyoto MR, M.Ag, untuk menekan, bahkan menghilangkan budaya tidak baik tersebut, harus dimulai dari dunia pendidikan.

“Budaya tepat waktu wajib dipupuk, terutama pada siswa didik yang nantinya diharapkan akan terbawa sampai dewasa atau dunia kerja yang profesional,” ujarnya di Bandar Lampung kepada NU Online, Rabu (17/10) .    

Untuk menekan budaya tidak tepat waktu, Maarif NU Lampung menerapkan program bel otomatis di madrasah-madrasah di bawah naungan Maarif Lampung.

Program tersebut dilaksanakan atas kerjasama Maarif Lampung dengan Teknindo, sebuah perusahaan pemegang hak cipta dan paten Bel Otomatis Sekolah/Madrasah di Indonesia. Teknindo adalah perusahaan yang dipimpin Juliana Pengestu, lulusan Maarif kelahiran1980, di Banyumas, Jawa Tengah.

Selain itu, menurut Suyoto, program ini merupakan tindak lajut dari rekomendasi Munas-Konbes NU di Cirebon 14-19 September lalu di bidang pendidikan, tentang pendidikan  karakter.

“Dengan pemasangan bel otomatis, diharapkan mutu pendidikan madrasah lebih maju.”  

Penerapan bel tepat waktu dimulai dari jam belajar di madrasah, bel masuk, ganti pelajaran, istirahat dan pulang dibuat otomatis sehingga kedisiplinan murid atau santri, guru dan staf madrasah berjalan dengan baik.

 

Penulis: Abdullah Alawi


Terkait