Denpasar, NU Online
Buku Fikih Muslim Bali buah karya Taufiq Maulana bersama tim Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Bali resmi beredar di pasaran.
Buku bertajuk Kelembutan Fikih Menyikapi Keharmonisan Umat Muslim dan Umat Hindu di Pulau Dewata digadang-gadang akan mampu memperdalam paradigma masyarakat tentang bagaimana menjaga toleransi antar umat beragama khususnya umat Muslim dan umat Hindu yang sesungguhnya telah terjalin mesra sejak zaman dulu kala.
Buku ini diawali dari sejarah masuknya umat muslim di Bali hingga tumbuh dan berkembang sampai seperti saat ini.
Rais Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia-New Zealand, Gus Nadirsyah Hosen juga turut memberikan kata pengantar dalam buku ini. Menurutnya buku ini akan menjadi pedoman untuk membuka cakrawala pengetahuan tentang budaya atau tradisi yang disikapi oleh fikih. Sehingga sebagian Muslim yang masih ragu atau takut serta kelompok Muslim yang anti dengan tradisi non Muslim, mereka mengerti bahwa betapa islam (fiqh) Menyikapi dengan lembut.
"Buku terbitan LTN NU Bali akan banyak menolong bagi nahdliyin bagaimana bersikap terhadap budaya dan tradisi, khususnya yang ada di Bali," ungkapnya.
Dalam buku itu diceritakan juga bagimana Islam masuk ke Pulau Dewata, kisahnya berawal dari undangan Raja Majapahit, Prabu Hayam Wuruk kepada Raja Gel-gel saat itu, I Ketut Ngelisir untuk menghadiri Konferensi Vassal (taklukan) di Kerajaan Majapahit. epulangnya dari sana, Prabu Hayam Wuruk mengutus 40 Orang engiring yang semuanya beragama Islam. Dari situlah menjadi generasi Pelopor Muslim Wilayah Bali.
Keempat puluh orang muslim tersebut kemudian menetap dan bertindak sebagai abdi dalem di kerajaan Gel-gel. Mereka kemudian diberikan tempat atau wilayah khusus yang disediakan oleh Raja. Mereka kemudian membangun sebuah Masjid yang menjadi Masjid pertama di tanah Bali. Wilayah inipun masih tetap eksis sampai sekarang, dan secara administratif masuk wilayah Kabupaten Klungkung.
"Di samping sejarah masuknya Muslim di Bali, Buku ini juga menceritakan bagaimana hubungan baik nan harmonis antara umat Islam dengan Umat Hindu di Bali. Sehingga terwujudlah ikatan persaudaraan yang saling menjaga dan melindungi satu sama lain.
Hal itu dibuktikan semangat persatuan umat Hindu dan umat Islam yang sama-sama berjuang mengusir penjajah dari tanah Bali," ujar penulis buku, Taufiq kepada NU Online, Ahad (9/12).
Dikatakan, dari aspek keagamaan, umat Muslim dan umat Hindu di Bali saling membantu dan mensuport, misalnya saat umat Hindu sedang dilanda duka cita, maka umat Islam membantu porsesi upacara Ngaben, begitu pula sebaliknya.
Hadirnya buku ini menuai respon positif dari berbagai kalangan hingga tokoh masyarakat. Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bali dalam sambutan yang tertuang dalam buku tersebut memberikan apresiasi kepada Tim LTNNU Bali. Dengan harapan buku ini dapat menjadi tambahan khasanah keilmuan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, dan masyarakat Bali pada khususnya tentang bagaimana menjalin, menjaga dan menguatkan hubungan antar suku dan agama. (Abraham Iboy/Muiz)