Cafe Aswaja Milenial, Benteng Kaum Muda dari Paham Radikal
Selasa, 29 Januari 2019 | 16:00 WIB
Wakil Ketua PW LDNU Jawa Tengah KH Ahmad Najib Afandi (Gus Najib) mengungkapkan, saat ini banyak paham dan aliran keagamaan transnasional yang “dibungkus” dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) namun menyesatkan kaum milenial. Paham dan aliran baru yang beredar serta berkembang saat ini menarik para anak muda yang haus dan awam tentang agama.
Kondisi ini menurut Gus Najib, disikapi Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Provinsi Jawa Tengah dengan membuat benteng pertahanan agar para generasi muda tidak terseret arus yang akan membawa mereka ke dalam kesesatan. Langkah yang ditempuh dengan menggelar kegiatan Cafe Aswaja Milenial.
“Cafe Aswaja Milenial diharapkan bisa menjadi penyegaran dan benteng aqidah kaum milenial,” terang Gus Najib yang juga Pengasuh Pesantren Al Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes ini pada kegiatan perdana Cafe Aswaja Milenial di Kanzul Ilmi Center (KIC) Bumiayu, Brebes, Selasa (29/1).
Kegiatan ini lanjut Gus Najib, dilakukan secara berkala di berbagai daerah di Jawa Tengah sebagai pendampingan dan penguatan aqidah keislaman serta ahlaq kaum milenial. Kegiatan ini juga merupakan merupakan bagian dari program kerja LDNU Jateng masa khidmah 2018 -1922, berupa Aswaja Back To Campus.
Dalam Café Aswaja Milenial perdana tersebut, didatangkan tiga nara sumber yakni Wakil Ketua LDNU Jateng dan Direktur KIC KH Ahmad Najib Afani, Ketua Bidang Kaderisasi LDNU Jateng KH Muammar Kholil, dan Ketua Bidang Informasi LDNU KH Ghilman Safarudin.
Dalam penyampaiannya, KH Ghilman Safarudin menyampaikan pentingnya memahami Islam secara kaffah (menyeluruh) dengan pemahaman dasar dan prinsip Aswaja An-Nahdliyyah yakni tawassuth (sikap pertengahan), tawazun (sikap seimbang), al I'tidal (bersikap adil) dan Tasamuh (sikap toleransi).
Ia juga menekankan pentingnya belajar agama Islam secara kaffah yang terdiri dari tiga aspek utama yakni aqidah, syariat dan ahlaq atau tasawuf.
“Hidup akan menjadi timpang tanpa keseimbangan aqidah, syariat dan ahlaq atau tasawuf. Bahkan bisa melahirkan paham radikal karena tidak adanya keseimbangan antara ketiganya,” tandas Ghilman.
Untuk langkah awal kegiatan Cafe Aswaja Milenial ini, KIC dan LDNU menggandeng siswa SMN 1 Bumiayu atas kerjasama kepala SMAN 1 Bumiayu H Syamsul Ma´arif dengan Direktur KIC KH Ahmad Najib Afandi. Sebanyak 400 siswa perwakilan dari berbagai sekolah di Brebes Selatan mengikuti Café Aswaja Milenial dengan sangat antusias.
Syamsul Ma’arif berharap Cafe Aswaja bisa digelar rutin. Pihaknya pun siap menghadirkan 800 siswa pada 21 Februari 2019 mendatang di tempat yang sama. (Wasdiun/Muhammad Faizin)