Pacitan, NU Online
Budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun mengajak kepada warga Nahdliyin Pacitan untuk bangga dan selalu menjaga kearifan lokal asli Nusantara sebagai wujud sikap nasionalisme kepada negara Indonesia.
<>
Hal itu disampaikanya kepada ribuan orang yang menghadiri acara Sinau Bareng Cak Nun dan Kyai Kanjeng dalam rangka peresmian SD Nuril Islam (Nuris) di Pacitan Jawa Timur, Senin Malam (15/6).
Cak Nun mengatakan, salah satu bahasa yang paling tinggi nilai kebudayaanya dibandingkan dengan bahasa negara lain adalah bahasa Jawa. Tidak ada bahasa negara manapun yang dapat menandingi bahasa Jawa. Kebudayaan dan bahasa Jawa merupakan satu-satunya kebudayaan tertua di dunia.
Cak Nun mencontohkan, kata beras dalam bahasa Inggris hanya ada satu kata yaitu rice, namun dalam kosa kata bahasa Jawa kata beras bisa menjadi beberapa kosa kata seperti padi, gabah, upo,dan sego.
Ia mengajak untuk menganalisis aksara Jawa seperti honocoroko, dotosowolo dan seterusnya.
“Kita harus bangga dengan bahasa Jawa kita dengan cara menjaga dan melestarikanya,” ajak Cak Nun.
Sementara itu, menurut Dodik Prasetyo salah satu panitia mengatakan bahwa tema Sinau Bareng Cak Nun ini dimaksudkan untuk membangkitkan kembali semangat untuk sinau atau belajar tanpa memandang usia.
SD Nuris merupakan Sekolah Dasar pertama di bawah naungan LP Ma’arif NU Pacitan. SD ini didirikan sebagai ikhtiyar aktifis NU untuk memajukan pendidikan di kota 1001 goa ini.
Hadir dalam acara Sinau bareng Cak Nun para kiai diantaranya KH Umar Syahid (Mustasyar PCNU) Kiai Mahmud (Ketua PCNU), KH Hammad Harits Dimyathi, Bupati Pacitan, Kapolres, Danramel dan ribuan nahdliyin dari seantaro Pacitan. (Zaenal Faizin/Mukafi Niam)