Pengembangan dakwah di dunia maya menjadi perhatian tersendiri bagi Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU Kabupaten Pringsewu. Apalagi saat ini, dunia maya khususnya media sosial sudah menjadi bagian hidup yang tak terpisahkan di era milenial. Mulai bangun tidur sampai menjelang tidur, masyarakat saat ini mengakses media sosial baik untuk sebuah kebutuhan ataupun hanya sekedar mencari hiburan.
Melihat realita ini, Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Pringsewu Hj Ani Fitriani menilai pentingnya para pengurus dan anggota muslimat melek terhadap perkembangan informasi dan teknologi sehingga mampu memanfaatkannya sebagai media dakwah.
"Muslimat NU harus cerdas dan santun dalam bermuamalah di media sosial. Muslimat NU harus mampu menjadi pionir dalam menjaga generasi penerus bangsa dari efek negatif media sosial," katanya saat kegiatan Pelatihan IT Berbasis Android bagi para pengurus Muslimat di Pesantren Yasmida Ambarawa, Pringsewu Lampung, Ahad (28/10).
Ibu Ani, begitu ia biasa disapa, menyoroti sebagian perilaku masyarakat dalam bermedsos saat ini yang mengarah kepada perilaku negatif. Derasnya informasi yang diterima melalu media sosial, tidak diiringi dengan selektif sehingga mudah terprofokasi oleh hoaks, fitnah dan ujaran kebencian.
"Terkadang ada pengguna medsos yang secara tidak sadar menyebar hoaks dengan membaginya di medsos. Niatnya mau menanyakan apakah berita yang diterima hoaks atau bukan. Tapi itu sama saja ikut menyebarkan hoaks," terang Bu Ani pada kegiatan yang bertemakan Menuju Muslimat yang Cerdas dan Santun.
Menyikapi realita ini, selaku ketua PC Muslimat, ia terus intensif mengajak para pengurus untuk memanfaatkan android yang setiap harinya dipakai untuk hal-hal positif. Ia juga selalu mengingatkan para pengurus untuk berhati-hati dalam menerima informasi yang setiap saat diterima.
"Kalau mau tabayun minta penjelasan, tanyakan pada yang lebih paham tentang medsos dan IT. Jangan malah disebar di grup. Bukannya mendapat solusi malah meresahkan," anjurnya.
Apalagi saat ini, ia mengingatkan, media sosial sudah menjadi alat yang dipakai oleh kelompok yang ingin merongrong Negera Kesatuan Republik Indonesia. Kelompok ini terus menebar informasi berisi propaganda dengan misi mengadu-domba bangsa yang pada akhirnya setiap elemen bangsa saling bersitegang dan bercerai-berai.
"Jika NKRI terpecah-belah siapa yang rugi? Pastilah kita sendiri. Jadi mari rajut ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyah dengan sikap cerdas dalam bermedia sosial. Muslimat punya peran yang strategis untuk mewujudkan ini," tandasnya pada pelatihan yang juga diikuti pengurus kecamatan ini. (Muhammad Faizin)