Pamekasan, NU Online
Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan bakal kembali mendapat bantuan dari pemerintah puat untuk lembaga pendidikan. Bersamaan dengan itu ditemukan sejumlah lembaga yang melakukan upaya penggelembungan jumlah siswa.
<>
Kepala Kemenag Pamekasan, Muarif Tantowi mengatakan, pada tahun ini pemerintah pusat sudah mempersiapkan bantuan anggaran untuk pembangunan dan rehabilitasi madrasah. Kendati tidak dijelaskan jumlahnya, namun Muarif mulai kuatir bantuan itu kembali tidak tepat sasaran.
Pasalnya, ditemukan beberapa dugaan lembaga pendidikan yang berupaya mengakali pemerintah. Modusnya, memark-up data siswa untuk memperoleh Bantuan Siswa Miskin (BSM) dan bantuan lainnya.
Terlebih setelah ditemukannya satu orang siswa yang mendapat BSM dari dua sekolah yang berbeda, yakni SMP dan MTs.
Untuk mengantisipasi semua tingkatan di bawah naungan Kemenag, Muarif akan membentuk tim verifikasi. “Kami membentuk tim verifikasi untuk memastikan bantuan itu supaya tepat sasaran. Ini bukan berarti kami tidak percaya kepada sekolah, tapi murni agar kegiatan ini bisa berjalan maksimal,” katanya.
Terdapat beberapa bidang di intern Kemenag Pamekasan yang bakal dilibatkan. Tim tersebut terdiri dari PPAI Kecamatan, Kepala Seksi, unsur Tata Usaha (TU) dan Forum Komunikasi Diniyah Tahmiliyah (FKDT) di masing-masing jenjang pendidikan di bawah naungan Kemenag Pamekasan. Upaya tersebut sebagai langkah untuk memperkecil terjadinya penyelewengan dan memastikan bantuan tepat sasaran.
Muarif mencontohkan kekuatiran bantuan pemerintah pusat tidak tepat guna itu seperti, sebuah madrasah yang sedang mengajukan pembangunan ruang kelas baru atau rehabilitasi kelas, namun program yang diberikan berupa pembangunan untuk laboratorium multimedia atau laboratorium informasi.
Menurutnya, pengajuan perlu diarahkan dari bawah ke atas. Sebab, dengan cara itu diyakini lebih efektif dan berpotensi tepat sasaran serta tepat guna. Saat ini, Muarif mengungkapkan sudah ada sejumlah madrasah yang sedang didata untuk diusulkan ke pemerintah pusat.
“Supaya bisa tepat sasaran dan tepat guna, perencanaannya perlu menggunakan sistem bottom-up,” tandasnya. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)